Pembalap yang akrab disapa Pecco ini justru crash saat balapan tinggal menyisakan beberapa lap terakhir. Ia pun sebenarnya masih berada di posisi yang cukup bagus, meski mulai terkejar kembali oleh Vinales.
Namun malang susah dihadang, Pecco harus mengubur mimpinya menjadi juara untuk pertama kalinya dengan motor Italia dan di balapan kandang. Ini menjadi cerita yang sama di beberapa waktu lalu yang mana ia harus menepikan motornya karena kesalahan teknis.
Kalaupun terkejar oleh Vinales di putaran terakhir, sepertinya ia bisa mengatasinya di trek lurus jika berhasil berada di posisi yang tepat untuk bermanuver. Seandainya saja begitu.
Namun, memang sepertinya ini menjadi harinya Vinales. Ia memiliki rangkaian langkah untuk dapat membuat berkah podium tertinggi ini bisa menjadi realistis.
Satu langkah pertama dirinya untuk menjadi pemenang seri ini adalah ia mampu memulai start dengan baik. Jika biasanya ia meraih pole position dan sering kedodoran di awal balapan, kali ini ia masih mampu berada di posisi terdepan. Tepatnya di posisi kedua.
Langkah kedua adalah ia berhasil menempati posisi pertama dalam beberapa saat sebelum akhirnya disalip oleh Francesco Bagnaia yang memang memiliki kecepatan yang luar biasa. Namun, di saat seperti ini Vinales tidak gegabah. Ia memilih menjaga kecepatannya sesuai batas yang ada.
Hasilnya, ia bisa melakukan langkah ketiga, yaitu menunggu apa yang bisa ia lakukan di putaran-putaran akhir. Terbukti, ia yang awalnya berjarak sekitar 1,6 detik mulai kembali dekat di kisaran 1,4 detik.
Strategi ini sebenarnya juga dilakukan Fabio Quartararo ketika akhirnya berhasil kembali mendekati posisi podium terakhir yang ditempati Pol Espargaro. Ia yang awalnya sulit mendekati Pol, justru menjelang akhir mulai berhasil membuka asa untuk menjejakkan kaki di podium.