Tetapi, ketidakfokusannya dalam mengambil peran di permainan klubnya membuat Barcelona menemukan ganjalan yang luar biasa, yaitu ketergantungan akut* pada Messi. Jika sudah demikian, sulit rasanya tim seperti itu berprestasi.
Terbukti, faktor kedua yang diakibatkan oleh performa Messi yang teramat dominan itu adalah Barcelona nirgelar di musim 2019/20. Ini adalah bencana yang tak terduga ketika Barcelona sebenarnya sedang menikmati kemapanan performa Messi.
Urutan ke-5 adalah Cristiano Ronaldo. Entah mengapa, antara Messi dan Ronaldo terlihat cukup kompak dalam memberikan performa kepada klub. Baik ketika mereka mampu memberikan dampak keberhasilan untuk klub maupun saat membuat klub itu terlihat akan menemukan permasalahan besar, yaitu ketergantungan.
Di laga kedua fase 16 besar, Ronaldo berhasil membobol gawang Olympique Lyon dua kali. Namun sayangnya, dua gol itu tak cukup untuk meloloskan Juventus ke perempatfinal.
Ini yang membuat Juventus terlihat tidak semakin bagus dibandingkan musim-musim sebelumnya, ketika mereka terlihat seperti tim jagoan di kandang (Serie A) saja. Namun, pemandangan itu justru diperburuk dengan ketergantungan mereka atas performa Ronaldo.
Meski demikian, Ronaldo bisa dianggap lebih baik dari Messi di musim ini, karena ia bisa mengantarkan Juventus meraih gelar juara Serie A ke-9 secara beruntun. Hal ini seperti yang dilakukan Ronaldo kala Euro 2016. Ia mampu membawa timnas Portugal juara dan membuatnya terlihat lebih baik dibandingkan Messi saat itu*.
Urutan ke-4 adalah Karim Benzema. Ini sedikit berada dalam kejutan, karena selama ini kita tidak pernah melihat sosok Karim Benzema begitu dijagokan dalam nominasi Ballon d'Or. Bahkan, ia di beberapa kesempatan harus kalah bersaing dengan pemain Real Madrid lainnya, Gareth Bale.
Ketika Bale terbuai oleh kualitasnya dan pernah menjadi pemain termahal dunia, pada kenyataannya ia tak pernah sepenuhnya diandalkan oleh Real Madrid. Ia sering cedera dan tak jarang melakukan tindakan indisipliner.
Hal ini berbeda dengan Benzema yang tetap fokus dengan permainan di lapangan. Bahkan, meski ia pernah tersandung kasus yang membuatnya dicoret dari Timnas Prancis. Benzema tetap menjadi pilihan di starting line-up bersama semua pelatih yang pernah ada di Santiago Bernabeu.