Bola pun sampai di kaki Lautaro. Dengan adanya Lukaku di dalam kotak penalti, ia tak sungkan untuk memberi umpan ke rekan duetnya tersebut. Gol pertama Lukaku tercipta, dan Inter unggul 4-0.
Faktor ketiga yang mampu membuat Inter unggul telak adalah keberhasilan mereka berduel di lini tengah. Di babak kedua permainan Shakhtar seperti terjun bebas, sedangkan Inter tetap prima.
Ini membuat kesalahan dari pemain Shakhtar kembali terjadi seperti di babak pertama. Inter yang baru unggul 2-0 setelah gol sundulan Danilo D'Ambrosio di awal babak kedua, ternyata tak memberi ampun karena Lautaro Martinez sukses mencetak gol keduanya.
Tendangannya yang akurat ke pojok kiri bawah Andriy Pyatov sulit dijangkau oleh kiper senior itu. Skor berubah menjadi 3-0, dan Inter berhasil membuat mentalitas lawan semakin terdegradasi.
Degradasinya mentalitas lawan kemudian berhasil dimanfaatkan Romelu Lukaku untuk mencetak gol kelima Inter. Melalui akselerasi cepat, Lukaku sukses membuat laga berakhir dengan skor yang di luar dugaan sebelumnya.
Selain itu, mereka juga memiliki skuad alternatif yang tak kalah bagus. Seandainya Inter tidak seefektif itu dalam mengancam gawang lawan, Conte sudah menyiapkan Christian Eriksen sebagai cara lain untuk membongkar pertahanan lawan.
Namun, ternyata Shakhtar sudah hancur lebur dengan formasi awal. Ini yang membuat Conte tidak perlu mengeluarkan kartu lainnya yang mana bisa diyakini bahwa Shakhtar Donetsk tak akan mampu menandinginya.
Faktor terakhir yang paling penting di laga ini adalah efektivitas dalam mengeksekusi peluang. Bisa terlihat bahwa para pemain sudah belajar dari kesalahan di laga sebelumnya yang sebenarnya sempat ingin disemprot oleh Conte*.