Tetapi mau bagaimana? Apa yang bisa saya lakukan selain mengangkat bambu runcing, golok yang mulai berkarat, bahkan sebilah keris yang harus dihunuskan dalam jarak dekat. Bagaimana jika saya di-dor dan peluru itu menembus jantung saya?
Sekuatnya tekad saya untuk mempertahankan tanah berumput liar yang saya pijak, saya masih lebih ingin hidup lebih lama. Karena, bagaimana jika saya belum punya kesempatan untuk melihat anak saya lahir? Bagaimana juga jika istri saya tidak bisa move on dari saya?
Ah, saya belum tahu istilah move on saat itu. Karena, itu adalah "penyakitnya" kaum masa kini yang terjerat bucin (budak cinta). Coba bayangkan, saya sekarang bisa memikirkan tentang cinta juga saat ini, sedangkan di masa lalu saya hanya bisa menerima penjodohan yang terkadang belum tentu si dia sepakati.
Atau, saya malah menemukan cinta saat saya sudah berlumuran darah dan tinggal beberapa detik lagi nafas saya lenyap. Saya tentu merasa sedikit sia-sia hidup saat itu ketika saya baru menemukan ada perempuan manis yang cekatan menolong para pembela tanah kelahirannya.
Tentu rasanya menyedihkan ketika mata saya beradu pandang dengannya, dan rasa cinta ini tak didukung dengan sembilan nyawa seperti kucing. Duh, saya ingin bangun tidur di tahun 2020!
Setidaknya saya masih bisa merasakan berbagai macam kopi dengan segala kreasi dan inovasinya. Begitu juga jika saya ingin menyeduh teh, tak perlu lagi repot untuk menyaring dedaunan kering teh itu.
Baca juga: Bediding Membuat Tehku Cepat Dingin
Saya juga sekarang bisa menganggap mie instan adalah makanan kaum biasa, sedangkan di masa lalu saya mengira para borjuis asing itu memakan usus manusia. Betapa memalukannya saya ini, sampai tidak tahu jika itu adalah makanan mengandung karbohidrat sederhana pengganti nasi.
Itulah yang membuat saya ketika ditanya apakah negara ini sudah merdeka, saya tetap menjawabnya dengan kata, "iya". Bahkan, meski saya terkadang tidur tak nyenyak karena menunggu bayaran ke-13 yang tidak mungkin saya terima, karena saya hanya seorang freelance alias pengangguran yang berkedok punya kualitas tak kalah bagus dengan mereka yang berseragam warna padu atas-bawah itu.