Mereka juga sempat tertinggal dan terintimidasi di awal babak kedua, namun mereka memiliki cara untuk melepaskan diri dari bahaya. Salah satunya dengan bermain strategi.
Sevilla seperti Olympique Lyon di kancah Liga Champions (16/8). Mereka meski tidak difavoritkan untuk menang, tetapi tetap fokus dengan strategi mereka. Itulah yang dilakukan Sevilla.
Baca juga: Manchester City Disingkirkan Lyon
Seolah Sevilla juga ingin mengajarkan kepada klub senegaranya, Barcelona, bahwa untuk memenangkan pertandingan adalah dengan tim. Bukan hanya dengan satu-dua pemain.
Kita tentu tak menampik peran Ocampos di Sevilla. Pemain asal Argentina itu juga memegang kunci penting di laga sebelumnya. Ia adalah pencetak gol tunggal yang meloloskan Sevilla ke semifinal. Tetapi, Lopetegui memiliki perhitungan sendiri.
Dia terlihat tahu bahwa malam ini bukan malam pembuktian Ocampos, melainkan De Jong, Bounou, Suso, Reguillon, Banega, Navas dan tentunya barisan pemain bertahan yang lebih disiplin dalam mengantisipasi serangan Man. United. Inilah yang perlu diperhatikan.
Meski kita melihat Ocampos kecewa dan sulit menahan emosinya, tetapi kita melihat para pemain Sevilla tetap optimis. Karena, sepak bola adalah 11 lawan 11, sesederhana itu.
Manchester United's 15-game unbeaten run in the UEL knockout phase ends.#UEL pic.twitter.com/0OVtpExDFw--- UEFA Europa League (@EuropaLeague) August 16, 2020
Itulah yang kemudian perlu dijadikan pelajaran bagi Barcelona, agar mereka dapat kembali bertaji di Eropa. Contohlah Sevilla! Contoh cara kerja Sevilla yang mana para pemain saling percaya dan antar struktur dalam klub juga percaya.
Jika sudah demikian, maka pelatih pun akan dengan percaya diri menentukan strateginya, dan para pemain mengeksekusi. Bukankah begitu Bayern?
Selamat Sevilla! Tunggu pemenang antara Inter vs Shakhtar Donetsk di final!
Malang, 17-8-2020