Dengan perubahan formasi di lapangan itu, maka permainan yang diusung Man. City pasti berubah. Mereka lebih padat di tengah juga cukup berbahaya di depan, karena sekali maju ada tiga pemain yang siap berdiri sejajar mengepung barisan pertahanan Lyon.
Keputusan ini langsung mendapat apresiasi. Karena apa yang dilakukannya adalah bukti dari fungsi adanya pelatih di sebuah klub.
Meski, kita tahu bahwa Depay adalah sosok penting di Lyon, tetapi Garcia lebih mengedepankan pada taktik yang telah ia temukan saat sibuk mencatat di bench. Apa yang ia lakukan ternyata berhasil meski harus membuat si pencetak 9 gol di Ligue 1 itu sulit menyembunyikan kekecewaannya.
Namun, jika melihat hasil akhir pertandingan ini, pasti ia akan menjadi sosok pertama yang langsung mengatakan, "I trust your tactics, coach" kepada Garcia. Karena, memang apa yang dilakukan Garcia ternyata bukan sebuah blunder.
Kita pun bisa mengakui bahwa ini adalah faktor paling penting dari apa yang dilakukan Garcia pada pertandingan itu. Seandainya ia tidak mengedepankan taktik melainkan pasrah dengan nama besar Depay, mungkin situasinya akan berbeda.
Dari keberhasilannya mencetak dua gol ke gawang Man. City, kita diperlihatkan oleh salah satu faktor krusial bagi klub yang bermain tidak dominan. Yaitu, kemahiran lolos dari garis offside.
Hal ini sekilas mengingatkan kita pada kelihaian mantan penyerang AC Milan, Filippo Inzaghi. Pemain asal Italia itu pernah dipuja-puji karena kemampuannya melepaskan diri dari jebakan offside.
Meski terlihat tidak begitu istimewa jika dibandingkan dengan kemampuan striker yang lihai menggiring bola dan berakselerasi tinggi. Namun, kemampuan itu nyatanya berguna. Khususnya ketika ada tim yang sedang tidak begitu dominan dalam permainan seperti yang dialami Lyon.