Seandainya di kompetisi Liga Europa musim ini tak ada nama besar seperti Manchester United dan Inter Milan, maka sudah pasti Shakhtar dan Sevilla akan dianggap ideal melaju sampai final. Bahkan, secara historis Sevilla patut dijagokan untuk melaju ke final hingga juara.
Pencapaian hattrick juara sejak final 2013-2015 bersama pelatih Unai Emery dan masih ada Ivan Rakitic patut dijadikan pelecut bagi skuad Julen Lopetegui untuk kembali membawa pulang trofi tersebut. Namun, tantangan mereka tak mudah.
Ever Banega dkk. harus berhadapan dengan Manchester United. Klub yang sedang berada di tren bagus, khususnya ketika mereka berhasil dinaungi keberuntungan.
Artinya, untuk mengalahkan Manchester United, Sevilla harus merebut keberuntungan itu dari tangan skuad asuhan Ole Gunnar Solskjaer. Sevilla harus menginiasi peluang sebaik mungkin agar keberuntungan itu tercipta untuk mereka.
Hal ini seperti yang telah dilakukan klub asal Andalusia itu ketika melawan Wolverhampton Wanderers di perempatfinal (12/8). Laga yang berlangsung di MSV-Arena ini menggambarkan keinginan tinggi Sevilla untuk memperoleh kemenangan.
Di babak pertama saja, mereka telah mengemas sekitar 70% penguasaan bola dan terjaga di babak kedua. Segala usaha pun telah dilakukan Sevilla. Dari skema bola hidup yang artinya menembus barikade pertahanan kuat Wolves, lalu crossing, sepak pojok, hingga freekick.
Empat menit tambahan waktu tidak mampu dimanfaatkan oleh skuad Nuno Espirito Santo untuk mencari gol penyama kedudukan, karena Sevilla tetap menerapkan tekanan ke pertahanan yang dikawal Boly dkk. Sevilla pun menang dan lolos ke semifinal untuk berjumpa dengan wakil Inggris lagi, Manchester United.
Unbeaten in 19 matches (W10 D9)
7 wins in last 8 games in all competitions
5 clean sheets in a row
Record 40th win in competitionSevilla = semi-finalists! #UEL pic.twitter.com/lnIPd65KoH--- UEFA Europa League (@EuropaLeague) August 11, 2020
Jika melihat pertandingan ini, sebenarnya Manchester United patut waspada. Bisa saja mereka juga akan menerima tekanan bertubi-tubi seperti yang dialami Wolves.