Skor di waktu normal (90 menit) pun akhirnya masih 0-0. Sampai tiba di babak pertama tambahan waktu, Anthony Martial dengan cerdik memanfaatkan kontak dengan bek lawan untuk terjatuh.
Wasit pun meniup peluit tanda pelanggaran. Dan, sudah dapat ditebak bahwa yang maju untuk mengeksekusi tendangan penalti adalah Bruno Fernandes.
Kemenangan ini memang bisa dirayakan. Namun jika melihat pertandingannya, tentu penggemar Man. United juga harus mengkritisi permainan skuad Ole Gunnar Solskjaer.
Man. United akan bertemu dengan antara dua tim yang secara skill individu tak kalah bagusnya dengan mereka. Jika bertemu Wolves, maka Harry Maguire dkk. patut mewaspadai gelombang serangan cepat dari Adama Traore dkk.
Ditambah dengan adanya pemain sekelas Raul Jimenez atau Ruben Neves yang sudah pasti tak akan gugup dalam menguasai bola di dalam kotak penalti. Belum lagi jika Wolves memilih bermain pragmatis, maka transisi permainan Man. United bisa kacau.
Seandainya pertemuan ini terealisasi, maka pentas semifinal ini akan seru, karena beraroma Premier League. Kita akan seolah disuguhkan lanjutan persaingan di papan atas Premier League melalui duel Man. United vs Wolves. Mungkin.
Lalu, bagaimana jika ternyata lawannya adalah Sevilla?
Apabila lawan Man. United di semifinal adalah Sevilla, maka duel taktik akan tersaji di sini. Karena secara filosofi, kedua tim pasti berbeda. Julen Lopetegui termasuk pelatih Spanyol yang identik dengan eksperimen taktik.