Sebenarnya menjadi juara seri ketika masih berstatus rookie, bukanlah hal mustahil. Terbukti, ada seorang rookie masa kini yang menjuarai seri balap kelas MotoGP, yaitu Marc Marquez.
Marc Marquez saat itu naik ke kelas tertinggi pada 2013. Dia secara beruntung langsung memperkuat tim pabrikan, Repsol Honda.
Sebenarnya Marc bukanlah rookie pertama yang langsung memperkuat tim pabrikan. Sebelumnya ada nama Jorge Lorenzo yang langsung memperkuat tim utama, Yamaha Factory berduet dengan Valentino Rossi.
Namun, setelah itu tak banyak pembalap promosi dari kelas Moto2 yang langsung dapat memperkuat tim pabrikan. Ini juga membuat tidak banyak pembalap yang baru naik kelas langsung dapat menjuarai seri di musim perdananya di MotoGP.
Marc Marquez adalah pembalap baru yang mampu melakukannya dan bahkan mampu keluar sebagai juara dunia di akhir musim. Sebagai rookie!
Suatu fenomena yang luar biasa dan sulit terulang. Termasuk keberhasilan rookie untuk memenangkan seri balap.
Johann Zarco (Tech 3 Yamaha 2017) hanya berkutat pada kata "nyaris". Begitu pula juniornya, Fabio Quartararo (Petronas SRT Yamaha 2019). Pembalap asal Prancis itu hanya selalu menjadi yang kedua di belakang Marc Marquez.
Sejak itu, tidak banyak ekspektasi yang disematkan ke pembalap rookie. Bisa podium saja syukur, termasuk jika berhasil menunggangi langsung tim pabrikan.
Sebenarnya sejak beragamnya tim pabrikan di MotoGP, peluang pembalap muda untuk langsung mengendarai motor tim pabrikan menjadi tidak mustahil. Seperti Suzuki yang secara konsisten pernah memanggil Maverick Vinales, Alex Rins, dan Joan Mir saat masih menjadi rookie.
Hal ini juga kemudian dilakukan oleh tim pabrikan lain, yaitu KTM. Di musim 2020, KTM mempercayakan salah satu motornya untuk dikendarai rookie dari Moto2, Brad Binder.
Pembalap asal Afrika Selatan itu bersama Alex Marquez langsung memperoleh kesempatan menggeber motor pabrikan. Bedanya, Alex memperkuat Repsol Honda menemani kakaknya, Marc Marquez.
Musim kompetisi yang seharusnya dimulai di sirkuit Losail Qatar pada Maret lalu, tidak jadi menyajikan pertarungan pembalap di level MotoGP. Brad Binder dan rookie lainnya pun terpaksa menahan diri untuk segera merasakan atmosfer balapan sesungguhnya.
Hingga tiba waktunya musim kompetisi restart dan dimulai di Jerez, Spanyol (19/7). Di sini belum terlihat tanda-tanda keistimewaan rookie di MotoGP.
Alex Marquez dan Brad Binder secara berurutan mengakhiri balapan di posisi 12 dan 13. Artinya, Alex mengemas 4 poin dan Binder 3 poin. Situasi yang lebih buruk justru menimpa rookie KTM (Tech 3) lainnya, Iker Lecuona. DNF!
Seri kedua yang berlangsung di Andalusia juga tak begitu bagus. Hanya Alex yang mampu finis di posisi yang cukup bagus, 8. Sama dengan posisinya, dia juga meraih 8 poin.
Berbeda dengan Binder yang harus DNF, termasuk Lecuona. Duh!
Melihat rekor dari dua balapan tersebut membuat tak ada ekspektasi apa-apa terhadap ketiga pembalap tersebut. Hanya, satu hal yang patut diperhatikan adalah posisi start para pembalap yang tak begitu diunggulkan di seri ketiga, Brno.
Balapan di Rep. Ceko itu diawali dengan beberapa kejutan pada posisi starting grid. Johann Zarco pole position, Aleix Espargaro ke-4, Pol Espargaro ke-6, dan Binder ke-7.
Memang, prediksi untuk mengisi podium masih berada di antara Quartararo, Morbidelli ataupun Vinales. Posisi start ke-5 jelas masih memberikan asa kepada Vinales untuk melibas para pengejut itu.
Namun, ketika balapan dimulai situasinya berubah. Nama-nama yang sedang memberikan kejutan di posisi start itu ternyata berhasil mengawali balapan dengan baik. Bahkan, Franco Morbidelli sukses memimpin balapan.
Posisi kedua dan ketiga pun sempat diperebutkan antara Aleix Espargaro dan Quartararo. Menariknya, mereka sudah dikuntit oleh duet KTM pabrikan, Pol dan Binder. Tidak lupa pula masih ada Zarco yang mengendarai Ducati Avintia Racing.
Meski posisi start-nya lebih bagus Pol, namun Binder berhasil mendahuluinya. Binder pula yang kemudian mampu memisahkan duel sengit Aleix dan Quartararo.
Seperti biasa, Aleix pun kemudian tercecer secara perlahan. Sedangkan Binder mampu menempel ketat Quartararo.
Namun, apa yang dilakukan Quartararo lama-lama tak berhasil untuk menahan laju Binder. Pembalap bernomor 33 itu akhirnya berhasil melewati pemimpin sementara puncak klasemen itu.
Lepasnya Binder dari "kontrol" Quartararo kemudian membuat jarak yang dibuat Morbidelli perlahan tergerus. Morbidelli mulai melambat, sedangkan Binder terus gaspol!
Ngegas-nya Binder membuat posisinya semakin dekat dengan Morbidelli. Sampai suatu momen, Morbidelli harus dilewati Binder. Pasca kejadian itu, Binder pun tak terbendung.
Meski sempat ada kekhawatiran apabila Binder melakukan kesalahan, namun ternyata hal itu tak terjadi. Hingga pada last lap, Binder diberikan instruksi oleh timnya untuk mulai selow.
Binder pun berhasil menjaga performanya dan, "Yas! He's won on the first time in his carier at MotoGP class!"
Sebagai tim pabrikan, apa yang mereka raih jelas menjadi prestasi yang patut dinantikan kelanjutannya. Beruntungnya apa yang diraih ini juga memberikan harapan bagi KTM, bahwa mereka akan menjadi tim yang dijagokan menang di balapan selanjutnya, Austria.
Austria dengan dua seri yang digelar di Red Bull Ring dan Styria sebenarnya adalah kandang bagi KTM. Namun, berhubung KTM belum berada di level yang sama dengan tim pabrikan lain--bahkan juga tim satelit lainnya, akhirnya sirkuit itu menjadi tempat favorit Ducati.
Sejak digelar pada 2016, pembalap Ducati nyaris semuanya mampu memenangkan seri Austria. Dimulai dari Andrea Iannone (2016), Jorge Lorenzo (2018), dan tentunya Andrea Dovizioso yang memenangkan 2 seri (2017 dan 2019).
Namun dengan hasil balapan terkini--di Brno--yang mampu dimenangkan oleh Brad Binder dan KTM, maka prediksi pemenangnya kini menjadi lebih beragam. Jika berpatokan pada track record, sebenarnya Dovizioso dijagokan untuk menang.
Nahasnya, dalam tiga balapan terakhir Dovi sebenarnya tidak mampu bersaing dengan pembalap lain. Di Jerez, raihan podiumnya suka atau tidak, bisa dikatakan mendapatkan durian runtuh karena Marc Marquez crash.
Terbukti ketika di seri kedua, dia tidak mampu berbuat banyak untuk bersaing di depan. Ditambah di seri tersebut juga terjadi banyak crash. Ini membuat posisi Dovi terus terkerek dan finis ke-6.
Begitu pun di seri Brno. Dirinya yang start di posisi 18 gagal menembus 10 besar. Dia harus puas finis ke-11 di depan rekan setimnya, Danilo Petrucci.
Melihat hasil ini dan berandai jika Pol Espargaro tidak terjatuh, bisa saja dua pembalap KTM finis di podium. Jika demikian, maka di Austria favoritnya kini bergeser dari Ducati ke KTM.
Congrats and keep going, Bradical!
@BradBinder_41, the boss of Brno!
Congratulations on your first-ever #MotoGP victory! #CzechGP pic.twitter.com/vCYF1gCPv9--- MotoGP (@MotoGP) August 9, 2020
Malang, 9 Agustus 2020
Deddy Husein S.
Terkait:
CNNIndonesia.com, Gridoto.com, Oto.com, Kompas.com 1, Kompas.com 2.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H