Arsenal juara!
Bahkan, aura kemenangan Chelsea sudah cukup terasa ketika skuad asal London Barat itu mampu memulai pertandingan dengan baik. Ditambah dengan adanya gol cepat Pulisic sebagai penegas.
Hanya, yang membuat Chelsea menjadi tidak lebih baik dari Arsenal adalah mereka mudah terbawa ritme permainan lawan. Mereka tidak mampu membuat tekanan yang sama seperti yang dilakukan di 10 menit awal.
Hal ini dapat dilihat dari beberapa momen ketika Arsenal keluar menyerang dan menguasai bola. Barisan pemain Chelsea menjaga pertahanan terlalu dalam, sedangkan mereka tidak memasang pemain cepat di depan.
Jika dibandingkan, antara pemain Arsenal dengan Chelsea memiliki karakteristik berbeda. Arsenal memasang tiga pemain cepat dan penuh akselerasi di depan, yaitu Aubameyang, Alexandre Lacazette, dan Nicolas Pepe.
Sedangkan Chelsea menaruh dua pemain cepat dengan adanya Pulisic dan Mason Mount. Namun, secara akselerasi dan intensitas, hanya Pulisic yang dapat diandalkan. Sedangkan Mount lebih ke pengisi ruang di sayap agar dapat membongkar trio Rob Holding, Luiz, dan Kieran Tierney.
Jika strategi ini berjalan lancar, maka situasinya akan menguntungkan bagi Giroud, karena ia akan hanya bertarung dengan satu atau dua pemain saja di dalam kotak penalti. Gambarannya kurang lebih seperti ketika Chelsea bisa mencetak gol.
Nahasnya, drama kembali muncul bagi Chelsea ketika sang kapten, Cesar Azpilicueta harus keluar karena cedera hamstring. Keluarnya sang kapten seperti membuat Chelsea bermain seperti kurang jelas, antara yakin menguasai permainan atau fokus bertahan.
Mereka kurang pasokan pemain berpengalaman di posisi yang sedang ditempati oleh kekuatan terbaik Arsenal, yaitu sisi kiri lapangan. Sisi itu diisi Maitland-Niles, Kieran Tierney, dan Aubameyang.