Dugaan ini muncul karena kabar adanya rapat antara manajemen dan pelatih Persebaya (29/7), dan ternyata masih belum menemukan kesepakatan. Bisa saja ini berkaitan dengan perihal yang sangat teknis terkait misi untuk juara.
Namun, berhubung target itu belum memungkinkan untuk direalisasikan, misalnya dari pihak pelatih ternyata menemukan catatan-catatan kendalanya. Maka, yang terjadi adalah pihak Persebaya membuat alasan yang umum agar tidak terlalu "curhat" tentang rahasia dapurnya.
Penulis memang memaklumi perihal tersebut jika memang seperti itu adanya. Tetapi, di sisi lain penulis juga berpikir bahwa untuk mengarungi kompetisi sedarurat ini, lebih baik semua klub termasuk Persebaya fokus dulu untuk comeback ke lapangan. Tentang apakah bisa juara atau tidak, lihat saja saat musim kompetisi berjalan.
Hal ini juga sama untuk Persipura yang memang tak hanya mempermasalahkan tentang sistem liga, tetapi juga tentang pemilihan homebase. Jika memang kota atau daerah yang paling memungkinkan adalah Yogyakarta dan sekitarnya, maka untuk sementara mereka lebih baik berkandang di sana terlebih dahulu.
Memang, tidak ada salahnya mereka juga menyiapkan plan berbeda untuk menempati stadion di kota lain. Hanya, penulis berharap hal semacam ini tidak mengganggu persiapan mereka untuk kembali bermain.
Begitu pun untuk PSSI dan PT. LIB yang diharapkan untuk dapat memberikan jaminan dan regulasi yang kuat agar semua klub yakin untuk kembali berkompetisi. Jangan sampai sepak bola kita kembali mengisi kolom berita bola hanya dengan dramanya.
Malang, 31 Juli 2020
Deddy Husein S.
Berita terkait:
Medcom.id, Tempo.co, Tirto.id, Kompas.com, Wartakota.Tribunnews.com, Detik.com.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H