Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Bagai Padi yang Siap Panen, Begitulah Sarri Merayakan Scudetto Pertamanya

28 Juli 2020   22:25 Diperbarui: 30 Juli 2020   14:56 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jangan lupa kopinya, coach! Gambar: AP/Darko Bandic via Tirto.id

Di awal musim, Ronaldo dan Sarri sempat diisukan tak harmonis. Gambar: AFP/Isabella Benotto via Kompas.com
Di awal musim, Ronaldo dan Sarri sempat diisukan tak harmonis. Gambar: AFP/Isabella Benotto via Kompas.com
Di sini Sarri seperti menyadari satu permasalahan tersebut. Meski dia datang sudah sebagai seorang pemenang, tetapi dia tetap sadar bahwa dirinya tidak sebesar klub yang akan dilatih, Juventus.

Hal ini selaras dengan apa yang ia sampaikan di media massa, bahwa dirinya mempercayai para pemainnya untuk menentukan hasil--sebagai juara--di laga melawan Sampdoria akhir pekan kemarin (26/7). Dia datang bukan sepenuhnya sebagai penentu keberhasilan Juventus, tetapi juga para pemainnya.

Inilah yang membuat saya respek dengannya, karena dia mampu menyeimbangkan antara karakter dengan sikap. Suatu hal yang terkadang sulit diseimbangkan, karena biasanya karakter mampu menggiring pembentukan sikap seseorang.

Sedangkan Sarri seolah tahu diri dengan apa yang ada pada dirinya dan apa yang ada di Juventus. Juventus memang penuh ambisi, tetapi mereka juga harus tahu bahwa kerja sama mereka dengan Sarri baru semusim.

Artinya, ukuran sukses yang dipatok oleh Juventus juga harus realistis. Mereka boleh berkaca pada keberhasilan di 8 musim sebelumnya, tetapi mereka juga harus mengingat bahwa sepak bola masih (selalu) membutuhkan proses.

Sarri baru menjejakkan kaki di Turin sebagai "orang dalam" di musim 2019/20, maka apa yang dia sampaikan saat interview pasca juara itu tepat. Dan, itu membuatnya seperti "padi yang siap panen". Merunduk.

Baca juga: Marcelo Bielsa, Sebuah Dongeng tentang Menjadi Diri Sendiri

Sebagai sosok manusia, maka gambaran yang diperlihatkan Sarri dengan ungkapan tersebut, menunjukkan bahwa dirinya juga bisa bersikap bijaksana. Tinggal, apakah Juventus akan mampu mengakhiri musim dengan kemenangan di dua laga sisa, atau malah "bagi-bagi poin" ke lawan.

Hal ini biasanya terjadi pada klub yang sudah memastikan diri sebagai juara. Mereka mulai merenggangkan kaki dari pedal yang sebelumnya diinjak dengan sekuat tenaga.

Selain itu, pencapaian dan pengakuan Sarri pasca Juventus menjuarai Serie A musim ini juga menjadi tanda tanya. Apakah mereka akan mampu bersaing di Liga Champions, atau tidak?

Jika merujuk pada bagaimana permainan Juventus di musim ini yang (dianggap) tidak sebagus musim-musim sebelumnya, maka kiprah mereka di Liga Champions juga tidak akan terlalu dijagokan.

Baca juga: Duel Conte vs Sarri

Namun, apabila merujuk pada bagaimana Sarri dapat memotivasi para pemainnya untuk dapat tetap fokus dalam menggapai tujuan seperti di Serie A, maka ada peluang bagi mereka untuk bersaing memperebutkan gelar juara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun