Cristiano meski ikut menyanyikan "campione" bersama rekan-rekannya, namun dia terlihat tidak begitu lepas. Begitu pun dengan sang kapten, Bonucci yang alisnya tidak terangkat meski dia tahu timnya telah juara.
Seperti ada yang kurang. Apakah itu berkaitan dengan perburuan capocannoniere?
Jika merujuk pada beringasnya dua laga terakhir Lazio dan kembalinya Immobile mencetak gol, sepertinya itu adalah pertanda buruk bagi Cristiano Ronaldo. Hal ini juga seperti dirasakan alias diketahui oleh Sarri.
Ekspresinya ketika melihat Juventus sukses merengkuh gelar ke-9 secara beruntun juga tak berlebihan. Berbeda dengan ekspresi pemilik klub yang senyum sumringah, Sarri malah hanya mengusap-usap bibirnya.
Cristiano Ronaldo jelas akan memprioritaskan klubnya untuk menang dan juara. Tetapi, dirinya juga pasti tak menampik peluang untuk menjadi pencetak gol terbanyak di Serie A.
Meski gelaran Ballon d'Or 2020 tidak ada, tetap saja peluang untuk meraih gelar individu sebanyak mungkin juga penting. Apalagi jika melihat sosok Cristiano, maka pemikiran kita adalah prestasi, bukan kegagalan.
Tetapi, Cristiano juga bisa mengalami kegagalan, meski secara kolektif dirinya berhasil mengantarkan timnya kembali juara. Rasa respek juga patut diberikan kepada Sarri dan Bonucci, karena mereka memahami situasi orang terdekatnya.
Tetap semangat, Cristiano! Voce fez o seu melhor.