Kompetisi MotoGP 2020 akan segera dimulai. Tepat akhir pekan nanti (19/7), seri pertama untuk kelas tertinggi dihelat di Jerez, Spanyol.
Para pembalap pun mulai bersiap, termasuk Andrea Dovizioso. Pembalap utama tim pabrikan Ducati itu sepertinya akan berupaya langsung nyetel dengan ritme kompetisi meski sedang recovery dari cedera bahu.
Bahkan sudah terlihat bagaimana upayanya untuk segera fit dengan berlatih sepeda statis. Penggambaran ini tentu membuat kita respek dengan perjuangan para pembalap yang mana ketika pasca cedera harus segera comeback.
Memang, itu sebuah konsekuensi, namun kita sebagai penontonnya juga patut mengakui bahwa itu adalah perjuangan yang luar biasa. Toh, sehebat-hebatnya pembalap motor profesional, mereka juga masih manusia, bukan?
Sama halnya dengan kita, para pembalap biasanya juga tak hanya recovery terhadap fisiknya, namun juga mental. Ketika pasca kecelakaan saat berkendara, pasti kita akan butuh waktu untuk segera siap untuk berkendara lagi.
Ditambah jika pembalap-pembalap itu harus mengalami kecelakaan lagi, maka tak hanya fisiknya yang sakit kembali, namun juga mentalnya yang akan semakin rusak.
Di antara mereka kemudian ada yang tetap membalap meski harus secara bertahap untuk kembali tangguh. Ada pula yang harus memutus kontrak, pindah kompetisi, hingga pensiun. Contohnya seperti Jorge Lorenzo dan Ben Spies.
Nama terakhir bahkan mendapatkan empati yang besar karena memutuskan tak balapan di usia yang masih muda. Cedera parah membuatnya pensiun dini dan menjadikan Pramac Ducati sebagai tim terakhirnya di MotoGP.
Hal ini juga terjadi pada Jonas Folger. Pembalap asal Jerman itu harus mengalami cedera dan mengalami penurunan performa secara signifikan. Akhirnya, Yamaha Tech3--timnya saat itu--tidak melanjutkan kerja samanya.
Dia pun sempat menjadi pembalap penguji Yamaha, dan tergolong prematur. Karena, rata-rata pembalap penguji adalah pembalap senior yang sudah mengenal lama karakteristik motor yang menaunginya.