Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Cristiano Ronaldo, Ancaman Nyata Para Striker Senja Italia

15 Juli 2020   16:44 Diperbarui: 16 Juli 2020   05:57 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cristiano Ronaldo masih menjaga produktivitasnya di Serie A. Gambar: AFP via Suara.com

Sebenarnya Ronaldo (juga) merupakan pemain gaek. Usianya sudah 35 tahun, namun ketajamannya terlihat belum pudar. Beruntung pula labuhan karirnya masih di Serie A, alih-alih Major League Soccer.

Biasanya pemain yang sudah berumur senja akan memilih hengkang ke Amerika Serikat (MLS) atau Asia dengan memperkuat klub asal China, Korea Selatan, Jepang, Qatar, dan lainnya. Bahkan, daerah Asia Tenggara juga bisa menjadi destinasi terakhir para pemain hebat tersebut.

Tetapi, tak sedikit pula pemain yang bersinar di Eropa berlabuh ke kompetisi yang masih di Eropa, bahkan masih bisa pula bersaing di kompetisi antar klub Eropa. Pilihannya juga masih banyak.

Masih ada kompetisi di Turki, Belanda, Prancis, dan tentunya Italia. Tetapi untuk bersinar di Italia para pemain gaek dari berbagai negara harus bersaing dengan pemain lokal yang juga sudah senior. Menariknya, justru di usia-usia yang menjelang pensiun, ketajaman striker Italia meningkat.

Tentu kita masih mengingat nama Antonio Di Natale. Penyerang asli Italia dan dikenal sebagai pemain Udinese itu justru semakin harum namanya ketika sudah menua. Di beberapa musim terakhir kariernya, dia terus bersaing di papan atas daftar pencetak gol Serie A.

Hal ini juga terjadi pada striker gaek lain seperti Luca Toni dan Fabio Quagliarella. Moncernya Luca Toni (2013-2015) memang sempat membuat penggemar bola era 2000-an akhir terkesiap, karena mereka seperti diajak bernostalgia dengan keberadaan nama lama yang pernah menjadi favorit ketika bermain PlayStation 2 (Winning Eleven).

Toni pensiun di Hellas Verona setelah menyandang gelar topskorer Serie A bersama Icardi. Gambar: Getty Images/Dino Panato via Detik.com
Toni pensiun di Hellas Verona setelah menyandang gelar topskorer Serie A bersama Icardi. Gambar: Getty Images/Dino Panato via Detik.com
Padahal saat itu (2010-an awal), penggemar bola sudah nyaris melupakan nama Luca Toni. Perhatian mereka sudah tertuju pada nama-nama baru seperti Mauro Icardi, Ciro Immobile, bahkan juga Gonzalo Higuain yang baru nongol di Serie A.

Menariknya, tiga nama itu juga merupakan penyerang-penyerang yang pada akhirnya meraih gelar capocannoniere (topskor). Khusus Icardi, dia merupakan penyerang asing di Italia yang sudah mampu bersinar di usia muda. Suatu ketepatan pula ketika dirinya pertama kali menyabet gelar topskor bersama eks Bayern Munchen, Luca Toni.

Quagliarella menjadi topskorer musim 2018/19. Gambar: Getty Images via Goal.com
Quagliarella menjadi topskorer musim 2018/19. Gambar: Getty Images via Goal.com
Nama selanjutnya tentu Quagliarella. Mantan pemain Juventus itu menemukan magisnya bersama Sampdoria di usia yang sudah sangat senja sebagai striker (2018/19). Ini membuat publik berdecak kagum, karena kualitas striker Italia itu justru muncul ketika membela klub yang tidak sebagus Juventus.

Namun kebersamaan kita dengan Fabio tak bisa berlama-lama. Karena seperti Di Natale dan Toni, Fabio juga harus rela menyerahkan tongkat estafet ke penyerang muda--tinggal menghitung waktu untuk pensiun.

Kini, nama yang sudah mulai mendekati usia senja adalah Ciro Immobile. Sampai sejauh ini memang dirinya yang paling difavoritkan untuk menjaga asa publik Italia melihat penyerang lokal yang meraih gelar topskor Serie A.

Immobile pernah ke La Liga namun kurang moncer, dia pun kembali ke Italia dan menemukan ketajamannya lagi. Gambar: Getty Images/Marco Rosi via Detik.com
Immobile pernah ke La Liga namun kurang moncer, dia pun kembali ke Italia dan menemukan ketajamannya lagi. Gambar: Getty Images/Marco Rosi via Detik.com
Maklum, jika disandingkan dengan liga tertinggi lainnya, tersisa Serie A yang masih mampu menempatkan penyerang-penyerang lokalnya di jajaran papan atas daftar pencetak gol. Bahkan, ketika kini Immobile mulai keteteran menghadapi persaingan dengan penyerang pendatang baru, Italia masih punya harapan kepada Andrea Belotti.

Baca juga: Top Skor Kompetisi Domestik Selalu Didominasi Pemain Asing

Penyerang asal Torino itu diharapkan mampu menjaga tradisi penyerang Italia dalam menempati posisi puncak topskor di Serie A. Namun, bagaimana dengan kehadiran Cristiano Ronaldo?

Inilah yang menjadi tantangan nyata bagi penyerang-penyerang Italia, khususnya yang sudah berada di masa puncak kariernya. Mereka harus menghadapi pemain yang sudah mencatatkan 700 gol lebih sepanjang kariernya.

Ronaldo kini jadi tumpuan Juventus yang membuat Mandzukic tersingkir dari Allianz Stadium. Gambar: AFP/ISABELLA BONOTTO via detik.com
Ronaldo kini jadi tumpuan Juventus yang membuat Mandzukic tersingkir dari Allianz Stadium. Gambar: AFP/ISABELLA BONOTTO via detik.com
Jelas, menurunkan standar mencetak gol bagi pemain yang pernah mencetak 30-40 gol semusim bukan pekerjaan mudah. Perlu waktu lama untuk membuat si pemain lupa cara untuk mencetak gol, dan untuk Cristiano Ronaldo ini bukan suatu hal yang bisa terjadi begitu saja.

Pemain yang punya etos kerja tinggi pasti akan terus mengasah kemampuannya, meski dirinya juga tak akan menampik adanya penurunan performa. Namun, jika menilik pada keberhasilan Ronaldo mencetak gol lagi dari situasi tendangan bebas, maka ada tanda bahwa dirinya sudah memiliki kembali bagian dari dirinya yang nantinya bisa digunakan untuk terus mencetak gol.

Jika sudah demikian, maka kehadiran Ronaldo diprediksi akan membuat penyerang-penyerang gaek Italia harus kembali berlatih dengan serius. Mereka juga tidak boleh lupa dengan adanya Romelu Lukaku atau juga nanti ada Mario Mandzukic jika si eks Juventus kembali ke Italia.

Begitu pun jika Edin Dzeko mendapatkan momen terbaiknya seperti musim 2016/17, yaitu ketika dirinya menjadi topskor dengan 29 gol. Jika merujuk pada moncernya pemain usia senja di Italia, maka Dzeko juga harus turut berpacu di dalamnya.

Lalu, apakah Serie A akan menjadi pelabuhan ideal para striker senja di Eropa? Bagaimana jika Zlatan Ibrahimovic juga turut ambil bagian? Wah, pasti seru!

Malang, 15 Juli 2020

Deddy Husein S.

Terkait:

Detik dan  CNNIndonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun