Ulasan ini ada di blog pribadi penulis tentang Piala Dunia 2018. Di situ dipraktikkan pula bagaimana gerakan natural tangan ketika melompat dan melakukan gerakan sekaligus saat di udara.
Lalu, bagaimana dengan kasus handball di laga Juventus vs Atalanta?Â
Pada kasus itu, sebenarnya patut diperdebatkan. Namun, jika mengacu pada aturan tangan aktif dan tidak aktif, maka, hukuman penalti hanya cukup valid pada kasus Muriel alias penalti kedua Juve.
Kronologi penalti pertama untuk Juventus. Gambar: Youtube/SerieA
Berbeda dengan kasus penalti pertama, yang kecenderungannya bola menyentuh tangan yang sudah merapat ke tubuh pemain Atalanta dibandingkan tangan lainnya yang masih belum begitu rapat ke tubuh.Â
Hanya, yang disayangkan adalah pengakuan si pemain yang justru menunjuk tangan yang telat merapat ke tubuh, meski dalihnya adalah siku.
Kronologi penalti kedua untuk Juventus. Gambar: Youtube/SerieA
Di sini satu hal yang disayangkan adalah wasit tidak meninjau ulang keputusannya dengan menonton VAR. Padahal dalam beberapa kesempatan ketika terjadi situasi di kotak penalti, wasit saat ini akan berupaya memaksimalkan keberadaan VAR.
Gestur kurang meyakinkan sang wasit di laga Juventus vs Atalanta. Gambar: Youtube/SerieA
Selain itu, ada mini-gesture yang tidak memuaskan dari sang wasit. Yaitu, berupa senyuman yang janggal. Pandangan matanya pun pasca memutuskan penalti cenderung banyak menatap ke bawah.Â
Padahal, jika dia sangat yakin dengan keputusannya, maka dia akan tetap menatap lurus ke depan yang mana biasanya harus meladeni protes dari pemain tim yang dihukum.
Meski demikian, pujian tetap patut diberikan kepada kedua tim meski sebagian besar akan menganggap Atalanta yang seharusnya menang. Lalu, mengapa Juventus juga pantas diberikan sanjungan?
Pertama, tidak semua hadiah penalti dapat berbuah gol. Terbukti, Inter Milan yang juga sempat memperoleh hadiah penalti di laga lainnya tetap saja gagal merengkuh keuntungan dari peluang emas tersebut.
Juventus mempercayakan eksekutor penalti kepada Cristiano Ronaldo. Gambar: Twitter/Cristiano
Kedua, mengeksekusi penalti juga bukan perjudian. Di sini Juventus tidak mau mengambil risiko dengan tidak menempatkan
Cristiano Ronaldo sebagai eksekutor. Seolah Juve sudah belajar dari bekas klub Ronaldo, yaitu Real Madrid.
Lihat Bola Selengkapnya