Rentetan hasil positif dengan formasi 3-4-3 dari Arsenal akhirnya menemui pemberhentian. Setelah hanya imbang dengan Leicester City, permainan Arsenal mulai terdapat celah yang masih dapat dimanfaatkan oleh lawannya.
Sebenarnya hal ini sempat tersinggung di laga perdana Arsenal ketika menggunakan formasi itu--di Piala FA--atau pun ketika Arsenal mengalahkan Norwich City di Premier League. Arsenal memang bermain lebih baik pasca kekalahan dari Manchester City dan Brighton, namun mereka masih membiarkan lawan untuk membuat teror ke gawang Emiliano Martinez.
Entah karena ini bagian dari konsekuensi penggunaan formasi itu, atau memang Mikel Arteta ingin membuat semacam jebakan agar lawan dapat dipukul mundur dengan serangan cepat. Tetapi bagaimana jika mereka berhadapan dengan klub yang secara kualitas tidak beda jauh?
Sebenarnya ini sempat dikhawatirkan ketika mereka melawat ke markas Wolverhampton Wanderers. Namun, ternyata The Gunners sukses menundukkan sang tuan rumah.
Tetapi, kekhawatiran bahwa permainan mereka akan mulai terbaca benar terjadi saat bertemu Leicester. The Foxes mampu menandingi solidnya pertahanan David Luiz dan Skhodran Mustafi dengan duel one-on-one atau dengan serangan balik.
Brendan Rogers rupanya tahu bahwa dengan formasi 3-4-3 cara bertahan Arsenal akan langsung berkumpul di tengah, maka cara agar dapat membongkar kerapatan itu adalah dengan memancing 1-2 pemain untuk keluar dari zona bertahannya.
Taktik seperti ini sebenarnya bukan tanpa cela, tetapi bagi tim yang sedang tidak diunggulkan akan berupaya tak peduli dengan hasil 50-50 ketika terdapat peluang. Situasi ini yang rupanya cukup terlihat di laga terbaru, yaitu derbi London Utara.
Hanya, ada satu pemandangan yang entah mengapa terjadi pada Spurs saat ini. Yaitu, cara bermainnya yang tidak begitu menunjukkan kapasitas mereka sebagai eks finalis Liga Champions musim lalu.
Terlepas dari perginya Christian Eriksen, sebagian besar pemain musim lalu ada di Tottenham Hostpur Stadium. Tetapi memang ada benarnya jika ini adalah faktor keberadaan Jose Mourinho sebagai pengganti Maurichio Pocchetino.
Ada positif dan negatif ketika Spurs dilatih Mourinho. Negatifnya, mereka akan bermain lebih pragmatis lagi dibandingkan musim lalu. Positifnya, mereka diberitahu cara untuk menang di laga yang penuh gengsi.