Beruntung nasibnya diselamatkan oleh Sevilla dan dirinya juga terlihat memiliki tekad untuk memperbaiki nama baiknya. Seperti Gattuso yang sepertinya belajar dari kegagalannya di AC Milan, membuatnya terlihat lebih serius dalam melatih Napoli.
Kisah inilah yang membuat Lopetegui diprediksi akan mendorong Sevilla mencapai batas maksimalnya. Khusus untuk musim ini, dia seperti ingin memanfaatkan situasi yang kurang baik di Barcelona dan Real Madrid.
Terbukti dengan raihan poin kedua klub itu masih bisa dikatakan normal ketika sudah memasuki fase akhir musim. Tinggal 8 pertandingan, namun jarak Barcelona dengan Real Madrid nyaris tidak ada, ini akan semakin terlihat jika Real menang di kandang Sociedad. Poin mereka akan sama, 65 poin.
Begitu pun jika disandingkan dengan poin yang dimiliki Sevilla yang kini menjadi "orang ketiga" yang biasanya diperankan oleh Atletico Madrid. Jarak yang memisahkan Sevilla dengan pacuan gelar "hanya" 13 poin.
Secara matematis, itu yang ditawarkan. Namun, tidak ada hal yang tidak mungkin di sepak bola. Di Liga Champions saja tim yang menang di pertemuan pertama bisa dikalahkan dan disingkirkan di pertemuan kedua, maka di pentas domestik tim besar juga bisa saja kalah.
Ditambah dengan situasi yang kian genting, banyak klub berupaya menyelamatkan diri. Khususnya yang di papan bawah. Begitu pun bagi klub yang mengincar jatah Eropa, mereka akan sangat berhasrat untuk meraih tiket tersebut.
Ini yang menjadi tantangan bagi klub besar. Bahkan, yang menarik adalah beberapa klub yang akan dihadapi Barcelona di 8 laga sisa, diantaranya juga menjadi lawan bagi Real Madrid, contohnya Espanyol.
Di saat beginilah, Sevilla bisa mengincar momentum. Toh, mereka sudah berhasil mencuri jatah poin penuh yang "dikodratkan" untuk Barcelona. Artinya, mereka bisa fokus dengan torehan poinnya sendiri di 8 pertandingan terakhir.
Jika duo raksasa itu dihantui oleh klub-klub papan tengah dan papan bawah, maka Sevilla justru dihantui oleh klub-klub sesama pemburu tiket Eropa. Salah satunya adalah Villareal.