Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ramadan, Waisak, dan Gambaran Awal Idul Fitri 2020

7 Mei 2020   16:45 Diperbarui: 7 Mei 2020   16:59 840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Imbauan beribadah selama Ramadan kala pandemi covid-19. | Gambar: Detik.com

Baik dan tidak baiknya tentu ada. Bahkan, di setiap agama pasti terdapat ajaran wajib dan sunnah terhadap ibadah yang dilakukan. Lalu, bagaimana jika peristiwa pandemi ini mengganggu kenyamanan beribadah bagi kaum Muslim?

Kemungkinan besar terdapat dilematis yang tidak bisa dianggap remeh. Bahkan, bisa saja ada yang masih berupaya menerobos protokol kesehatan karena faktor ibadah**.

Memang, ibadah adalah salah satu hal yang utama dalam kehidupan sebagai makhluk berakal. Namun, jika melihat beberapa fenomena yang diberitakan di media massa saat Ramadan ini, bisa saja hal itu juga terjadi ketika menyambut Idul Fitri.

Alasannya sederhana, masyarakat Muslim sama sekali belum punya pandangan alternatif terkait pelaksanaan ibadah di hari raya. Secara pribadi pun penulis tidak tahu apakah hal ini juga melanda masyarakat agama lain.

Namun, yang pasti, jika masyarakat agama non Muslim berupaya keras untuk mematuhi protokol kesehatan demi menekan angka kasus pandemi ini. Maka, masyarakat Muslim juga diharapkan demikian.

Tentu, di sini tak ada yang bisa menjaminkan pahala, apalagi surga. Namun, jika pandemi terus bertahan di Indonesia karena faktor gesekan antara agama dan kesehatan, tentu ini akan menyedihkan.

Karena, ini akan menggambarkan secara tersirat bahwa dalam berkeyakinan terhadap agama nyatanya tak dibarengi dengan rasionalitas kepekaan terkait situasi sosial dan lingkungannya. Apakah ini nantinya akan berkaitan dengan pemahaman jihad?

Semoga saja tidak. Karena, ini berkaitan dengan pentingnya untuk menjaga kesehatan, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Ibarat judul sinetron di stasiun tv-tv Indonesia, "Virusmu adalah Virusku, dan Virusku adalah Virusmu". Artinya, misalkan si G sakit dan ternyata positif corona, dan ia tetap masuk ke barisan jamaah sholat Tarawih, maka bisa saja dia menularkan virus tersebut ke jamaah lain.

Wah, berbahaya bukan?

Memang, beribadah adalah demi pahala dan peluang surga di akhirat. Namun jika membahayakan orang lain, apakah itu bisa dikatakan berpahala? Atau, jangan-jangan itu adalah egoisme--mencari untung sendiri dan lupa orang lain--yang berkulit agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun