Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Agus Viral Karena Iklan Lawas

6 Mei 2020   15:57 Diperbarui: 6 Mei 2020   15:57 1562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memang iklan ini tak begitu mencerminkan edisi Ramadan. Dibandingkan iklan-iklan lain yang dibuat khusus untuk memperingati kehadiran bulan suci tersebut. Namun, ketika itu saya secara pribadi mengingat iklan ini tayang saat di momen Ramadan.

Saat itu saya masih sekolah tentunya, dan setiap sore menjelang berbuka selalu menyempatkan diri untuk menonton tayangan di tv. Itu adalah waktu yang sering saya habiskan untuk menonton tv.

Alasannya sudah jelas bahwa kebiasaan menonton siaran bola yang tayang sore hari juga tak bisa luntur begitu saja ketika hari berganti menjadi spesial seperti Ramadan. Terkadang ketika saya tidak mencari takjil, menonton tv sangat ampuh untuk menanti beduk Maghrib.

Ketika menonton tv tentu banyak iklan yang bersliweran. Entah mengapa, paling banyak iklannya adalah seputar makanan. Duh, perut sedikit lebih cepat saja untuk merajuk.

Tetapi saya tetap tabah. Toh, beduk tak lama lagi. Hingga, saya akhirnya menemukan sebuah iklan yang menarik.

"Agus! Halo Agus!"

Iklan Halo Agus, Tri Hutchison. | Gambar: Youtube/rizkybsi
Iklan Halo Agus, Tri Hutchison. | Gambar: Youtube/rizkybsi

Ya, iklan itu adalah dari sebuah provider telekomunikasi yang mengusung image ramah bagi pelajar dan mahasiswa. Meski demikian provider ini nyatanya berhasil membuat masyarakat Indonesia semakin mengenalnya, karena mereka pernah menggaet Manchester United sebagai partner atau brand ambassador.

Gara-gara itu, tajuk "hanya di Three" atau bisa juga didengar "hanya the Three" itu menjadi melekat. Namun, bagi saya tajuk "Agus!" paling melekat di ingatan.

Alasannya, iklan tersebut menggabungkan unsur lokalitas dengan internasional. Unik. Itulah yang membuat saya masih sangat familiar dengan iklan itu walau sudah cukup lama tidak menonton tv, alih-alih memperhatikan iklan.

Karena iklan itu pula saya tertarik untuk menyaksikan iklan-iklan di tv, hanya untuk mencari apa lagi yang menarik selain iklan tersebut. Bahkan, ketika itu saya harus rela buru-buru melihat tv hanya ketika iklan itu muncul.

Aneh, tapi memang itulah yang saya benar lakukan. Bahkan, saat ini saya juga heran, mengapa saya sampai segandrung itu. Padahal, hanya karena iklan "Agus!".

Diduga sosok Agus di iklan tersebut. | Gambar: Youtube/azahraa
Diduga sosok Agus di iklan tersebut. | Gambar: Youtube/azahraa

Mungkin alasan kedua adalah saya merasa iklan di tv--saat itu--cenderung minim unsur lokalitas. Semua berbau umum, bahkan cepat mengarah ke internasional. Bagaimana dengan kekayaan budaya di Indonesia sendiri?

Sebagai orang yang telah lebih lama tinggal di Jawa dibandingkan tanah kelahiran, tentu saya merasa ada kebutuhan untuk melihat unsur lokalitas ada di tv. Khususnya di iklan. Bukankah iklan harus berhasil mendekati masyarakat?

Sebenarnya jika berbicara soal unsur lokalitas, saya masih memiliki pilihan utama tentang iklan yang mengandung unsur lokalitas dan mampu membaur dengan isu sosial skala nasional hingga global.

Namun, berhubung saya melihatnya tak begitu dekat dengan momen Ramadan, saya akhirnya menyimpan nominasi tersebut. Saya juga tak begitu menggandrungi iklan minuman sirup ataupun yang berbau makanan, karena itu sudah biasa dan cenderung tendensius.

Sebagai anak nakal, saya tak suka terlalu digurui, karena saya bahkan bisa menggurui diri saya sendiri. Hehe.

Itulah yang membuat saya suka dengan iklan "Agus!" ini. Karena, murni iklan dan beruntungnya hadir di momen Ramadan. Meski, saya melihat iklan ini juga kemudian memiliki cerita seperti spesial Ramadan atau Lebaran, namun saya tetap mengingat gebrakan awalnya.

Karena di situlah saya bisa mengingat dampak dari iklan tersebut. Yaitu, mempengaruhi orang-orang yang bernama Agus menjadi cukup tenar.

Memang terasa seperti terundung bagi mereka yang bernama Agus. Namun, saya melihat bahwa kapan lagi ada nama yang dapat viral namun tidak perlu menjatuhkan "harga diri" dan tak melekat pula pada pesan-pesan mutiara.

Cukup dengan "Halo Agus!", kita sudah dapat menerima kehadiran iklan tersebut.

Kira-kira itulah iklan spesial Ramadan yang masih membekas di ingatan saya. Meski saya sudah tak lagi menjadi penonton setia tv seperti dulu, namun saya masih (cenderung) suka iklan-iklan sederhana namun ikonik seperti itu.

Semoga Indonesia masih bisa menghasilkan iklan-iklan seperti itu. Apalagi di momen Ramadan dan sedang PSBB begini, tentu sajian iklan haruslah menghibur dan tak lebay.

Ditambah sedang social distancing seperti ini, pasti iklan-iklan provider telekomunikasi akan lebih gencar untuk menawarkan program-program yang dibutuhkan oleh masyarakat. Termasuk Agus. Eh, mengapa jadi Agus?

Ya, siapa tahu para Agus saat ini sedang butuh sungkem online dengan ayah-ibunya karena gagal mudik. Jadi, selamat sungkem online ya, Gus!

Malang, 6 Mei 2020
Deddy Husein S.

Bonus iklan Agus, klik di sini. (Tidak di-endorse dan mempromosikan siapapun)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun