~
Kekuatan berpuasa selain niat, ada pula pada sahur. Ibarat Unta di padang pasir, sebelum melakukan perjalanan jauh dan tak kunjung menemukan sumur untuk mengusir dahaga, dia akan memanfaatkan simpanan air dan energi di punuk.
Itulah yang membuatnya kuat melakukan perjalanan jauh tanpa berhenti. Kecuali si tuannya malah yang kelelahan karena terpapar terik.
Kini, kita bisa membayangkannya saat berpuasa. Ketika bersahur, ibaratnya kita sedang menyediakan bekal untuk bertempur di gelanggang.
Namun, bukan berarti semakin banyak menu bersahur, semakin kuat untuk berpuasa. Justru yang paling penting adalah semakin tepat mengukur batas tenaga yang digunakan saat berpuasa, maka semakin tahu ukuran menu bersahurnya.
Jadi seperti saat kita melihat balap motor. Pengisian bahan bakar pada tangki adalah dengan memperhitungkan berapa putaran yang akan dilalui dan seberapa besar kekuatan mesin yang dikeluarkan (hai.grid).
Misalnya saja, di MotoGP, penggunaan bahan bakar bisa saja antara satu motor dengan motor lain berbeda. Seperti Yamaha yang menggunakan mesin inline-4 silinder dan Honda yang sudah V4 (blogotive).
Namun perbedaan itu tak terlalu kentara, bahkan jika Yamaha sering kalah di duel lintasan lurus dengan Ducati ataupun Honda bukan karena jumlah bensinnya yang berbeda, melainkan karena daya pacu yang dihasilkan mesinnya yang berbeda.
Itulah mengapa masing-masing motor akan memiliki konfigurasi yang berbeda meski telah menerima aturan tentang penggunaan bahan bakar. Karena, yang mereka sesuaikan adalah mesin dan fitur-fitur lainnya.
Selain itu, per sirkuit juga memiliki jarak tempuh yang berbeda. Jumlah putarannya juga tak sama. Ini membuat konsumsi bahan bakar juga pasti berbeda.
Ilustrasi ini juga berlaku bagi kita yang bersahur. Kita harus tahu apa yang akan kita lakukan di pagi hari sampai menjelang Maghrib.