Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Hidup Hemat dan Berkompromi dengan Perut untuk Hindari Pelonjakan Harga Pangan

29 April 2020   21:58 Diperbarui: 29 April 2020   22:14 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi berbuka bersama. Gambar: Kompas.com

Karena saat sedang menjalankan puasa, asupan karbohidrat yang diperoleh dari sahur--dan akumulasi saat berbuka--akan sangat membantu tubuh untuk tetap bertenaga. Setidaknya untuk dapat melakukan apa yang biasanya dilakukan.

Namun, di sisi lain, ada satu hal yang perlu diingat, bahwa ketika sebagian besar dari masyarakat sudah banyak yang WFH, maka tubuh kita sebenarnya bisa sedikit berhemat dibandingkan biasanya.

Itu artinya, ketika menjalani momen Ramadan ini kita bisa menekan pengeluaran terhadap kebutuhan pangan yang besar atau yang biasanya dilakukan ketika puasa tiba. Menurut pengalaman penulis, ketika Ramadan justru pengeluaran lebih membengkak dibandingkan bulan-bulan biasa.

Padahal, hanya untuk membeli menu berbuka dan sahur. Betul, ketika sahur keinginan untuk mengikuti jejak para pemburu takjil sangat menggiurkan.

Ilustrasi berbuka bersama. Gambar: Kompas.com
Ilustrasi berbuka bersama. Gambar: Kompas.com
Memang, di masjid-masjid biasanya menyediakan menu berbuka bersama secara gratis, namun tentu jumlahnya tak akan memadai untuk dijangkau semua jamaahnya. Jadi, lebih enak beli sendiri, bukan?

Dari kebiasaan semacam inilah yang membuat pengeluaran menjadi permasalahan besar, apalagi bagi perantau. Padahal ini momen untuk khusyuk beribadah, bukan untuk berpesta makanan serba manis.

Inilah yang kemudian ada pemikiran tentang (sedikit) rasa syukur bahwa ketika terdapat ujian seperti ini, ada rem untuk mengeluarkan uang yang awalnya berdalih untuk "merayakan" buka puasa. Itu artinya, membeli makanan yang murah ataupun mencari stok pangan yang murah sebisa mungkin kini dapat dilakukan.

Secara pribadi, penulis sudah mengetahui harga pasar untuk bahan pangan tersebut ketika sebelum covid-19 semakin mencekam. Namun, berhubung penulis tahu bahwa aktivitas saat ini tak banyak membutuhkan tenaga yang berlebih, maka membeli bahan pangan dengan jumlah hemat menjadi jalan ninja.

Selain itu, membeli bahan pangan yang instan juga tidak masalah selama tahu kadar pokoknya terhadap tubuh sendiri. Memang, penulis tak menyarankan kepada pembaca untuk mengonsumsi makanan-makanan yang instan.

Namun, jika hal itu diperlukan karena situasi, mengapa tidak?

Jadi, apabila mengetahui harga pangan melonjak, maka mencari yang instan juga tidak masalah, asalkan tetap dengan batas yang hemat. Melihat takaran penyajian dan memperhitungkan aktivitas yang akan terjadi di keesokan harinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun