Saat ini kita masih harus betah di rumah saja. Bekerja dari rumah, mengerjakan tugas-tugas dari guru atau dosen di rumah, sampai beribadah sebisa mungkin di rumah.
Tentu ini bukan suatu keinginan, namun hal ini masih sulit diakhiri. Bahkan, mudik saja sudah resmi dilarang, karena akan menimbulkan permasalahan terhadap penanggulangan pandemi Covid-19.
Kita harus bahu-membahu, mewujudkan misi bersama mengenyahkan corona dari Indonesia dan tentunya bumi. Masyarakat perlu patuh meski dengan segala keterbatasan.
Pemerintah juga harus tanggap terkait segala kendala yang dihadapi masyarakat saat ini. Roda ekonomi dan kesehatan masih tersendat-sendat, beban pikiran pun semakin meninggi.
Stress. Itulah permasalahan yang mengincar pada masyarakat selanjutnya ketika pandemi ini merusak tatanan sendi kehidupan.
Di rumah saja juga bukan berarti tenang. Kadangkala ada saja yang mulai bertingkah, karena ada kebosanan di sana. Itulah yang membuat pikiran semakin tak tenang dan butuh pelampiasan.
Tentunya ada positif dan negatif dari sini. Namun, sebisa mungkin kita harus mengontrol tindakan yang bersifat pengalihan dari kebosanan tersebut.
Lalu, apa yang harus dilakukan?
Lebih sering membuka laman media sosial. Itulah yang kemudian mulai sering terjadi saat semua aktivitas hanya dilakukan di rumah saja. Kita tentu semakin bosan.
Jika dulu kita mencari hiburan melalui televisi atau radio, kini sudah saatnya bergantung pada gadget. Mau tidak mau.
Ponsel ataupun laptop semakin canggih dan dapat menyediakan media hiburan yang tak terbatas. Apalagi bagi yang ketagihan membuka media sosial, maka mencari hiburan di sana sudah pasti menjadi opsi pertama dan utama ketika sudah dilanda kebosanan.
Sudah banyak platform media sosial yang dapat diunduh ataupun kita akses secara mudah dan cepat. Tentu, layanan data internet harus memadai.
Salah satu media sosial yang masih eksis dari 2000-an akhir dan 2010-an awal adalah Twitter (2006). Twitter menjadi salah satu pilihan yang menarik untuk mencari hiburan kala bosan di rumah saja.
Ada banyak penampakan tweet dari akun-akun yang sudah diikuti maupun yang dapat dilihat dari eksplor dan tajuk terpopuler. Memang, pamor Twitter kini tidak segarang saat Instagram (2010) belum lahir.
Namun, peminat Twitter nyatanya tak sedikit. Hal ini dapat dilihat dari 15 juta pengguna yang mengakses aplikasi tersebut di Google Play.
Menariknya, info-info terkini juga seringkali dihebohkan di Twitter dengan keberadaan trending topic. Bahkan, pengaruh trending topic di Twitter cukup tinggi dibandingkan platform media sosial lainnya.
Hal ini karena tampilan explore dengan tagarnya (hashtag) menjadi sisi utama. Berbeda dengan Instagram yang mengandalkan tampilan feed di menu explore, juga Facebook yang lebih mengandalkan jaringan pertemanan.
Kini, salah satu tagar yang sempat dan masih menjadi kehebohan di Twitter adalah #Sawityowit. Usut punya usut, tagar tersebut ternyata memiliki sejarah.
Baca juga: Sawityowit Kembali Hadir (Laras Sarasvati)
Jika merujuk pada namanya, Sawityowit memiliki kepanjangan "Sahur With Your Twitter". Dari nama panjangnya itu, Sawityowit menjadi jelas bahwa tagar ini berkaitan erat dengan momen Ramadan.
Semakin menarik ketika diketahui bahwa Sawityowit ini diprakarsai oleh duo Vincent-Desta (Vindes) dan Arie Dagienkz. Khusus untuk Vindes, Ramadan tahun ini bisa disebut unik, karena mereka ternyata tak mengambil job spesial Ramadan dan fokus di rumah saja.
Baca juga: Coba Tengok Mereka Jika Bosan WFH
Itulah mengapa menjadi unik, karena masyarakat penonton yang telanjur menggandrungi acara dan penampilan mereka di layar tv menjadi merasa kehilangan. Namun, bukan entertainer, jika mereka tidak mampu membuat alternatif dalam menghibur masyarakat meski tak lagi di layar tv.
Melalui Sawityowit itulah, kita bisa melihat bahwa mereka juga ingin kembali lebih dekat dengan masyarakat, khususnya pengguna Twitter. Jika ada hiburan seperti ini dan malah cukup dekat dengan jangkauan masyarakat, tentu ini akan membuat masyarakat menjadi tetap terhibur.
Selain itu, melalui Sawityowit, kita juga diajak untuk kreatif dalam membuat humor. Meski terkadang dapat berisiko dengan menyinggung perasaan orang lain, tapi, ketika cara dan tujuannya sudah sinkron, maka ngetwit dengan cara Sawityowit dapat dilakukan dan bisa membuat siapapun terpingkal-pingkal.
Cakep nih!!!! Berkembang!!! https://t.co/0Gq1i1Dxc5--- Deddy Mahendra Desta (@desta80s) April 26, 2020
Selain kreatif, bermain Sawityowit juga perlu kedewasaan. Tidak mudah baper, dan tahu tempat. Begitu pula terhadap objek humornya yang perlu sebijak mungkin ditentukan.
Membuat lelucon juga perlu pemikiran yang matang dan tepat. Jangan sampai mengaburkan tujuannya yang awalnya untuk menghibur menjadi ke hal lain, misalnya ditunggangi kritikan kelas bawah (nyinyir).
Perihal terakhir yang perlu diingat adalah Sawityowit ini kembali diramaikan di Twitter untuk melepas penat, menyiapkan diri untuk lebih fresh saat berpuasa, juga menjadikan kita tetap betah di rumah, serta menjaga kreativitas yang bisa saja menular ke bidang lain.
Jangan sampai keasyikan bermedsos tidak diikuti dengan aktivitas lain yang lebih produktif dan bernilai positif. Tetap semangat di rumah aja, ya Tweeps!
Malang, 27 April 2020
Deddy Husein S.
Tulisan terkait:Â Inilah.com, Tempo.co, dan Jatim.idntimes.com.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H