Jika ada sosok muda nan berdedikasi seperti Tisha di sepak bola Indonesia, maka jawabannya tentu "bertahanlah!"
Sepak bola Indonesia sangat butuh sosok seperti dirinya yang mampu berpikir secara kode etik (sepak bola internasional) namun tak meninggalkan kesan atau perasaan secara subjektif dan kelokalan. Tentu, dirinya adalah perempuan Indonesia, sehingga pertimbangan atas dasar yang semacam itu juga perlu dilakukan.
Baca juga: Liga 1 Putri 2019 Sudah Bergulir
Seperti penyetaraan gender di masyarakat bola Indonesia dengan diwujudkannya kompetisi Liga 1 Putri pada 2019 lalu. Awalnya, ada pesimistis bahwa kompetisi itu akan sulit digulirkan mengingat pada tubuh PSSI terjadi banyak gejolak di waktu yang sama.
Namun, dengan keberadaan Tisha yang seolah tinggal sendirian--sebelum ada pergantian Ketum PSSI, kita bisa melihat perannya sangat vital untuk merealisasikan kompetisi tersebut. Hal ini membuat mimpi Indonesia untuk melihat sepak bolanya berprestasi dapat dialihkan ke level perempuan, jika yang prianya (senior) masih sulit untuk berkembang dan bersaing.
Meski masih sangat jauh dari kata ideal, setidaknya ada upaya untuk membangun pondasi. Beruntung, hal itu berhasil dilakukan, walau tetap saja tak ada kata sempurna dari penyelenggaraan tersebut. No human perfect, actually!
Baca juga: Prospek Timnas Wanita Pasca Tuntasnya Liga 1 Putri 2019
Melihat alasan pertama itu, kita bisa menambahkannya dengan alasan kedua sekaligus fakta lain dari keberadaan Ratu Tisha di PSSI. Salah satunya dengan keberhasilan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 pada 2021 nanti.
Memang keberhasilan ini adalah effort dari seluruh lapisan sepak bola di Indonesia. Diantaranya adalah pemerintah daerah dan para pemilik klub di level kompetisi tertinggi. Tanpa pihak-pihak semacam itu, langkah ini pasti tersendat-sendat.
Namun, keberadaan Tisha bisa saja menjadi pemulus dari upaya tersebut. Wawasannya yang pernah belajar di FIFA diprediksi dapat diandalkan daripada para pengurus lainnya yang biasanya berdasarkan pola kerja federasi secara turun-temurun.
Artinya, Tisha adalah pemberi terobosan kepada PSSI terhadap dunia yang ada di luar Indonesia. Kita perlu seperti negara-negara lain, namun tetap perlu ada langkah sistematis dan step by step.