Hal inilah yang kemudian patut dipertanyakan ketika (seandainya) WB tidak sepakat terhadap pemberhentian kompetisi. Karena, secara matematis, mereka memang masih berpeluang untuk terhindar dari zona degradasi.
Namun, jika WB berbesar hati, maka ini yang akan menjadi pelajaran berharga bagi semua klub di dunia ini. Artinya, demi keselamatan, mereka legawa dengan segala keputusan yang terbaik, daripada memaksakan keinginan yang belum tentu menjadi pilihan terbaik.
Kita tentu perlu berpikir demikian. Hanya, apakah pihak UEFA dapat melihat itu? Bagaimana jika ada pertimbangan yang lebih logis dari mereka?
Tentu ada, karena mengembalikan uang operasional ke pihak pembeli hak siar bukanlah hal mudah. Hal ini juga seperti ketika para pemain harus bernegosiasi alot dengan klubnya terkait gaji, karena mereka juga butuh itu untuk kehidupan keluarganya.
Namun, bagaimana jika keputusan melanjutkan kompetisi justru memperburuk keadaan khususnya bagi para pemain, pelatih, dan pihak-pihak penting di kompetisi tersebut?
Hal ini juga sudah dipertimbangkan oleh pihak Premier League, dan mulai dipertegas oleh UEFA yang sepertinya menyadari bahwa model kompetisi seperti turnamen akan ideal untuk melanjutkan semua kompetisi yang bakal berorientasi terhadap hak siar saja, bukan penjualan tiket.
Sebenarnya keputusan ini sah-sah saja diberlakukan, asal mereka tidak memberikan sanksi terhadap kompetisi-kompetisi domestik yang sudah memiliki keputusan sendiri akibat pertimbangan situasi dalam negerinya. Toh, jika pihak Federasi Sepak bola di Belgia bertanggungjawab penuh terhadap konsekuensi pemberhentian kompetisi musim ini, mengapa UEFA harus repot mencegah kompetisi lain untuk mengikutinya?
Bahkan, La Liga pun lebih baik dilanjutkan, karena mereka belum pasti memiliki pemenang--selisih poin Barcelona dengan Real Madrid hanya 2 poin. Hanya, ke manakah mereka akan menggelar lanjutan kompetisi itu?