Namun, secara kemanusiaan, keputusan Obi Mikel patut diacungi jempol hingga kita perlu angkat topi pula kepadanya.
Dewasa ini mengorbankan profesionalisme untuk keluarga itu sangat sulit. Ditambah dengan status sebagai pesepakbola profesional dan masih di Eropa. Maka, apa yang dilakukan Mikel tentu sangat berat untuk ditiru oleh pesepakbola lain, bahkan profesi lain.
Hanya, yang disayangkan adalah keputusan Obi Mikel untuk tidak lagi bermain baru ditanggapi oleh pihak liga beberapa hari selanjutnya. Super Lig memang pada akhirnya resmi ditunda dengan tenggat waktu yang belum dipastikan (En.as.com).
Artinya, apa yang dilakukan Obi Mikel sudah tepat walau harus mengorbankan karirnya (sudah tidak terikat kontrak). Sedangkan keputusan Super Lig untuk menghentikan kompetisi perlu dikritisi, karena sangat terlambat untuk membuat langkah pencegahan terhadap corona.
Tinggal, kita menantikan kabar dari negara tetangga, Australia yang dikabarkan masih menggelar pertandingan A-League meski tanpa penonton (kompas.com). Apakah nasib mereka aman demi menjalankan profesionalismenya?
Lalu, bagaimana jika Anda adalah pesepakbola seperti Obi Mikel? Apakah akan melakukan hal yang sama, atau memilih untuk tetap bekerja seperti para guru atau PNS yang masih harus ke kantor demi akreditasi dan lainnya?
Malang, 21 Maret 2020
Deddy Husein S.
Berita terkait:
Goal.com 1, Goal.com 2, Liputan6.com, Indosport.com, En.as.com, Kompas.com.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H