Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Indonesia Seharusnya Prioritaskan Kesehatan Dahulu

3 Maret 2020   17:01 Diperbarui: 3 Maret 2020   17:14 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Melawan Virus Corona. | Jatimtimes.com

Memang semua bidang dalam kehidupan ini seharusnya tetap berjalan, tapi tidak selamanya mereka berada di porsi yang sama. Itulah yang penulis pikirkan ketika membaca kabar tentang diskon pariwisata dan tarif murah yang digelorakan oleh para maskapai penerbangan.

Bukan tanpa alasan, penulis memilih untuk tidak memanfaatkan peluang tersebut. Pertama, karena penulis melihat sistem keamanan di bandara Indonesia tidak semuanya berada di performa yang bagus. Jika bagus, jelas, kita tidak akan mendapati adanya kabar tentang kunjungan dan transit turis asing di bandara Bali yang ternyata turis tersebut telah terkena virus Corona, dan baru terdeteksi di negara asalnya.

Mengetahui kabar semacam itu, tentu penulis sudah khawatir dengan situasi di sana. Karena lagi-lagi penulis tekankan bahwa mata kita tidak bisa mendeteksi keberadaan virus tersebut---gejalanya. Jadi bagaimana bisa kita tetap selow?

Bukan karena penulis paranoid, namun ini adalah langkah kepedulian dan pencegahan. Penulis tentu peduli---walau tidak tahu bagaimana perwujudannya---dengan kesehatan masyarakat Bali yangmana wilayahnya menjadi destinasi utama wisatawan domestik dan mancanegara. Jangan sampai masyarakat Bali terkena virus tersebut ketika mereka tentu tidak bisa asal menolak kedatangan turis mancanegara, bukan?

Inilah yang kemudian membuat penulis berpikir tentang alasan kedua, yaitu menginginkan Indonesia untuk sementara melepaskan diri dari hiruk-pikuk pariwisata global---dan selanjutnya nasional. Memang sangat merugikan secara finansial, namun untuk apa kita tetap memutar roda bisnis pariwisata jika mempertaruhkan kesehatan nasional?

Mana yang lebih penting, ekonomi sosial atau kesehatan sosial?

Saat berupaya menentukan pilihan sulit tersebut, kita harus bersedia mengacu pada apa yang dilakukan oleh negara-negara lain. Jika negara maju seperti Italia saja keteteran dalam menghadapi virus Corona, bahkan China saja juga sulit mencegah adanya penularan meski berhasil membangun rumah sakit pengisolasi pasien Corona dalam waktu singkat. Lalu bagaimana dengan Indonesia?

Statistik Corona di Indonesia. | Katadata.co.id
Statistik Corona di Indonesia. | Katadata.co.id
Apakah pemerintah dan para pakar kesehatan akan mampu menyelamatkan jutaan warga Indonesia yangmana biasanya masih memiliki rutinitas bertemu dan bercengkerama dengan tetangga, dan kita seringkali sulit mendeteksi aktivitas masing-masing. Apakah diantara kita pernah bertemu dengan warga asing sebelumnya atau tidak.

Itulah mengapa membatasi adanya interaksi antar negara perlu dilakukan, meski kita tahu bahwa kunjungan dari luar negeri yang masif dapat memberikan pendapatan kepada negara. Namun bagaimana jika kita menemukan adanya korban berjatuhan karena adanya aktivitas tersebut?

Bahkan, negara yang sudah memiliki agenda internasional seperti Qatar dengan jadwal gelaran MotoGP-nya saja bersedia meniadakan seri pertama itu meski hanya berlaku untuk kelas MotoGP. Namun itu lebih baik, apalagi kita perlu mengakui bahwa kelas tersebut memang yang paling banyak menyedot perhatian publik.

Penulis menduga bahwa pertimbangannya adalah untuk menghindari defisit terhadap biaya operasional selain faktor kesehatan. Daripada tetap menggelar seri pertama untuk kelas MotoGP dan tanpa penonton asing, tentu biaya operasionalnya akan tidak seimbang dengan pemasukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun