Hasil laga antara Watford vs Liverpool sebenarnya sulit diprediksi. Pertama, karena Watford adalah tim yang sedang berjuang keluar dari zona degradasi. Kedua, karena secara permainan Liverpool mulai kehilangan daya dobrak meski tetap konsisten meraih kemenangan di Premier League.
Faktor pertama seringkali menjadi batu sandungan besar bagi setiap klub papan atas termasuk Liverpool. Bahkan, jika disuruh memilih Liverpool pasti lebih menginginkan bertemu dengan Chelsea, Manchester City, Manchester United, dan Arsenal.
Karena permainan klub-klub yang kekuatannya tidak berbeda jauh akan lebih bermain hati-hati atau malah bermain terbuka. Jika bermain hati-hati maka permainan akan berkutat di area tengah dan ini akan membuat Liverpool seringkali mampu merubah tempo tersebut dengan bermain lebih cepat.
Keuntungannya akan sama seperti ketika bermain terbuka. Liverpool juga pasti akan memiliki momen untuk dapat memukul mundur lawannya, meski mereka juga pasti akan mendapat serangan dan berisiko untuk dibobol oleh lawan.
Lalu, bagaimana dengan melawan klub yang berada di papan bawah?
Mereka biasanya berorientasi pada dua hal, yaitu pertahanan kokoh dan menyerang cepat untuk menghasilkan gol. Pola tersebut sudah pasti menjadi menu utama agar dapat merepotkan permainan tim papan atas yang biasanya dibiarkan menguasai bola sepanjang pertandingan.
Sebenarnya apa yang terjadi pada malam di Vicarage Road Stadium itu sudah mulai terendus di laga-laga lain yangmana The Reds seringkali hanya mampu menang tipis. Artinya, Liverpool hanya tinggal menunggu waktu, bahwa akan ada klub yang mampu menghempaskannya kembali ke Bumi ketika mereka seringkali dianggap menang karena keberuntungan.
Tidak sedikit, klub-klub yang bermain cukup baik justru gagal menang. Namun, kali ini Watford memecah kebuntuan itu. Troy Deeney dkk. akhirnya dapat menjadi aktor pertama yang dapat menggagalkan tim asuhan Jurgen Klopp untuk terbang sangat tinggi dengan angan-angan menjadi The Invincibles di era baru.