Dini hari tadi (13/2), duel dua klub besar Italia, Inter Milan vs Napoli tersaji di Giuseppe Meazza dalam ajang semi final Coppa Italia. Laga berjalan seimbang di babak pertama -terlepas dari statistik, namun Inter lebih menekan di babak kedua. Cara yang sama seperti saat Inter menjamu AC Milan akhir pekan kemarin di Serie A.
Taktik ini sepertinya cukup terbaca oleh Gattuso. Napoli tetap bermain dengan kesiapan mereka sebagai tamu sejak babak pertama, yaitu memprioritaskan pertahanan yang solid dan melancarkan serangan balik yang tajam. Namun, cara itu baru berjalan sesuai harapan di babak kedua.
Napoli berhasil unggul melalui gol yang dicetak oleh Fabian Ruiz. Akselerasinya dari sisi kanan ke depan kotak penalti La Beneamata gagal dihadang oleh De Vrij dkk. Inter 0-1 Napoli.
Tertinggal, Inter Milan mulai terlihat tancap gas. Pemain baru juga dimasukkan. Eriksen dan Sanchez berupaya untuk membuat lini serang semakin tajam. Namun, sayangnya mereka gagal mencetak gol.
Setelah upaya penerobosan yang dilakukan Christian Eriksen ke kotak penalti Napoli gagal membuahkan hasil, Inter akhirnya harus semakin mengikhlaskan kekalahan di leg pertama. Situasi yang tidak menyenangkan bagi Romelu Lukaku dkk. karena mereka sebenarnya lebih diunggulkan daripada tim tamu.
Namun, sepak bola berbicara permainan di atas lapangan. Meski Inter Milan sudah berupaya bermain seperti seharusnya, mereka tetap tidak bisa mengupayakan apa yang diprediksi; Inter menang.
Berbeda dengan Napoli yang hanya ingin bermain sesuai situasinya sebagai tim tamu dan sedang tidak berada pada rentetan hasil yang positif. Mereka harus membangkitkan mentalitas mereka dengan cara memenangkan laga melawan salah satu klub yang diunggulkan di Coppa Italia 2020.
Secara objektif, memang sulit untuk memprediksi Napoli akan menang di laga tersebut. Namun, secara subjektif, mereka bisa menang selama mereka mampu menjalankan misinya dengan baik.
Meski hanya satu laga saja, permainan Napoli ketika berada di Milan cukup memberikan gambaran yang menarik bagi Napoli bersama Gattuso. Mereka tidak terprediksi, karena mereka ternyata mampu bermain seperti tim kuda hitam.
Situasi ini tentu akan berbeda jika menghadapi Napoli versi Ancelotti. Mereka pasti akan bermain sebagai tim yang ingin berduel secara seimbang, berani mengambil permainan di separuh babak, dan lainnya.
Situasi tersebut tentu akan menguntungkan bagi Inter. Karena, dengan permainan terbuka, Inter dapat melancarkan serangan cepat nan tajam ketika mereka berhasil memancing lawan untuk keluar dari garis pertahanan yang dalam.
Ini poin bagus, bagi Napoli dan pendukungnya. Mereka dapat memberikan tekanan bagi Inter dan khususnya Antonio Conte yang sedang dilanda banyak pujian pasca keberhasilan mereka kembali ke puncak klasemen dan memenangkan derby Milan keduanya di Serie A.
Sedangkan bagi Inter dan khususnya pendukungnya, tentu ini bukan hasil yang bagus, meski masih ada 90 menit lagi. Namun, mereka harus sadar bahwa permainan selanjutnya adalah di Naples.
Jadi, akankah Internazionale Milano mampu membalikkan keadaan dan lolos ke final Coppa Italia? Hm.., sepertinya akan kembali sulit untuk diprediksi, ya?
Malang, 13 Februari 2020
Deddy Husein S.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H