Meski demikian, melalui turnamen pramusim klub-klub dapat mulai melatih daya saing dan memupuk rasa lapar akan gelar. Inilah nilai positif dari keberadaan turnamen pramusim, walau kesuksesan di turnamen tersebut tak menggaransi kesuksesan di musim kompetisi.
Dari sini kita mulai melihat bahwa Indonesia juga mulai bergerak ke sana. Membangun iklim pramusim yang lebih efisien dan tidak membuat klub-klub lupa bahwa tujuan yang sebenarnya adalah kompetisi liga, bukan turnamen pramusim.
Inilah yang membuat turnamen Piala Gubernur Jatim 2020 terasa lebih tepat untuk diselenggarakan daripada Piala Presiden. Hal ini bukan berarti membuat aroma kedaerahan menjadi kental, namun membuat jalannya turnamen lebih singkat dan masa recovery tidak terlalu panjang.
Jangan sampai euforia publik penikmat bola nasional sudah terhambur-hamburkan di turnamen pramusim. Kita harus fokus pada prospek jangka panjang, yaitu kompetisi di liga.
Kalah dan menang di turnamen tersebut adalah bonus dari proses adaptasi para pemain dengan pelatihnya. Termasuk gaya main yang biasanya menjadi pekerjaan rumah para pemain asing yang pertama kali ke Indonesia.
Begitu pula dengan hasil akhir turnamen, yaitu siapa yang juara dan siapa yang tersingkir. Itu adalah awal dari upaya mereka untuk mempersiapkan diri ke kompetisi liga. Justru, juara turnamen pramusim akan mendapatkan tekanan lebih tinggi dibandingkan mereka yang segera tersingkir.
Karena, hasil akhir biasanya menjadi modal ekspektasi publik terhadap klub tersebut. Hanya satu-dua klub yang mampu menggandengkan gelar pramusim dengan gelar kompetisi resmi, seperti Persija di tahun 2018 yang menjuarai Piala Presiden dan Liga 1. Namun, hal itu tidak berlaku bagi klub tersukses di turnamen Piala Presiden, Arema FC.
Meski klub asal Malang itu telah mengoleksi dua trofi Piala Presiden, mereka masih belum dapat memenangkan titel di liga maupun di Piala Indonesia 2018/19 kemarin. Artinya, turnamen pramusim tidak menjamin sebuah klub dapat digdaya di kompetisi resmi.
Jika kembali pada Piala Gubernur Jatim, kita juga perlu menengok turnamen ini pernah digelar pada 2013 yangmana juga dimenangkan oleh Arema yang kala itu dikenal sebagai Arema Cronus -penulis tidak membahas identitas Arema yang asli atau bukan. Menarik. Seolah Arema memang sangat kuat ketika berada di turnamen semacam ini.
Lalu, bagaimana dengan Piala Gubernur 2020? Apakah Arema FC mampu merengkuh gelar juara seperti di Piala Presiden 2019 dan Piala Gubernur 2013?