Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Borussia Dortmund Surganya Para Debutan

9 Februari 2020   12:34 Diperbarui: 9 Februari 2020   12:29 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika banyak orang berbicara tentang kekalahan Real Madrid, Barcelona, dan disusul oleh kekalahan Juventus dini hari tadi (9/2). Kita sedikit menepikan laga lain yang sebenarnya tak kalah seru dengan laga Hellas Verona vs Juventus, yaitu Bayer Leverkusen vs Borussia Dortmund.

Sama-sama bertajuk epic comeback -seperti Verona vs Juve, Bayer Leverkusen justru mampu sungkurkan sang tamu dengan skor 4-3. Hasil ini seolah sudah menegaskan Bundesliga sebagai liga yang banyak menjanjikan parade gol di setiap laganya. Seru!

Pemain Dortmund, Axel Witsel dan Emre Can beradu argumen dengan wasit. Sumber gambar: Reuters.com
Pemain Dortmund, Axel Witsel dan Emre Can beradu argumen dengan wasit. Sumber gambar: Reuters.com
Begitu pula dalam hal emosi. Terlihat sekali bahwa menonton laga Leverkusen vs Dortmund seperti menonton film yang menyajikan banyak hal. Permasalahan, perlawanan, kegagalan, dan keberhasilan.

Empat hal itu kemudian menghadirkan emosi beragam. Kesedihan, kekhawatiran, hingga luapan teriakan karena berhasil mengatasi segala kesulitan dan permasalahan yang menghadang.

Leverkusen memiliki permasalahan, namanya Dortmund. Melalui segudang pemain berpengalaman dan kelas atas, Dortmund memberikan permasalahan bagi Lars Bender dkk. yang ingin menjadi tuan rumah yang pantas berpesta.

Leverkusen melawan. Mereka ingin membuktikan bahwa sebagai tuan rumah, mereka punya hak untuk memulangkan sang tamu tanpa membawa apa-apa. Kalaupun ada, itu tidak lebih sebagai cinderamata. Gol misalnya.

Bukan poin, apalagi kemenangan. Karena itu adalah kue parsel yang seharusnya dipersembahkan (tamu) kepada si tuan rumah. Artinya, Leverkusen harus meminimalisir kegagalan di kandangnya dan melimpahkan itu ke Dortmund.

Dortmund-lah yang akhirnya harus menunduk saat pulang, meski mereka sudah berupaya sangat maksimal. Memang begitu adanya. Dari gol Matt Hummels, bahkan gol Jadon Sancho yang dianulir, hingga gol Emre Can dan Guerrero. Sarat perjuangan dan emosi.

Kevin Volland mencetak brace ke gawang Roman Burki. Sumber gambar: Reuters.com
Kevin Volland mencetak brace ke gawang Roman Burki. Sumber gambar: Reuters.com
Namun, Leverkusen juga tak ingin kalah. Mereka ingin bertarung. Mereka juga punya panser-panser untuk bertempur. Kevin Volland menjadi senjata di depan, dan duo Bender bisa disebut sebagai senjata lainnya yang bisa digunakan ketika sudah mentok.

Benar! Gol kemenangan dikreasi dengan operan bola atas ke kotak penalti Die Borussien yangmana di sana sudah menunggu salah satu pemain jangkung yang siap menanduk bola ke gawang Burki. Gol! Lars Bender si kapten dan gelandang jangkar sukses mengantarkan Leverkusen meraih tiga poin.

Perayaan kemenangan Leverkusen atas Dortmund. Sumber gambar: Reuters.com
Perayaan kemenangan Leverkusen atas Dortmund. Sumber gambar: Reuters.com
Tiga poin yang sangat berarti bagi Leverkusen. Apalagi bagi Dortmund. Karena, mereka sebenarnya berpeluang untuk menggeser sementara RB Leipzig yang belum memainkan pekan ke-21. Sayangnya harapan itu pupus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun