Seharusnya Inter Milan. Mengapa?
Karena, alasan pertama yang paling mudah untuk dilihat adalah Inter saat ini berada di posisi kedua klasemen sementara Serie A 2019/20. Mereka saat ini sedang sangat difavoritkan untuk menjegal asa Juventus yang ingin meneruskan dominasinya di Serie A.
Alasan kedua adalah reputasi Inter sampai sejauh ini masih menjadi yang terbaik di kota Milan. Sejak 2015, Inter selalu finish di atas AC Milan, kecuali musim 2016/17. Namun secara keseluruhan, Inter selalu terlihat memiliki potensi lebih baik untuk bangkit dibandingkan Milan.
Selain karena faktor pergantian kepemilikan yangmana kedua klub itu melakukan hal yang sama. Namun, Inter memiliki bukti positif terhadap kepemilihan pelatih dalam proses pergantian bos tim tersebut.
Mereka selalu berupaya menggaet pelatih yang memiliki rekam jejak cukup bagus, entah dalam rentang waktu jangka pendek ataupun jangka panjang. Terbaru, mereka dapat menghadirkan Antonio Conte, dan sebelumnya Samir Handanovic dkk. pernah dilatih oleh Luciano Spaletti.
Alasan ketiga adalah Inter selalu mampu memiliki bomber tajam di hampir setiap musim. Sebelum ada nama Romelu Lukaku, Inter memiliki penyerang tajam yang bernama Mauro Icardi. Dampak dari ketajaman penyerangnya membuat Inter mampu terlihat lebih baik daripada si rival tua.
Hal ini yang tidak terjadi di Inter Milan. Meski mereka sudah absen mengangkat trofi scudetto sejak 2010, dalam urusan adu ketajaman lini depan, mereka masih mampu berbicara banyak. Kini, mereka sedang menikmati masa bulan madu dengan Romelu Lukaku yang sudah mengemas 16 gol di musim pertamanya di Serie A.
Alasan keempat adalah keberadaan pelatih di Inter Milan. Tanpa meremehkan Stefano Pioli, namun nama Antonio Conte terdengar sangat membahana khususnya di pentas Serie A. Ditambah pula dengan fakta, bahwa kini Conte mampu membawa Inter terlihat lebih baik dari pencapaian musim lalu.
Ini yang membuat Inter memiliki faktor keempat atau yang terakhir untuk difavoritkan sebagai pemenang Derby della Madonnina yaitu hasil pertemuan pertama. Mereka berhasil mengalahkan AC Milan yang saat itu bertindak sebagai tuan rumah. Kemenangan 0-2 memberikan bukti bahwa Inter masih lebih baik dari Milan.
Highlight pertemuan pertama Derby Milan:
Kini, kedua klub besar itu mengalami perubahan. Selain pelatih AC Milan yang berganti dari Giampolo ke Pioli, AC Milan juga mengalami perubahan pada pemainnya yaitu dengan kehadiran Zlatan Ibrahimovic yang kembali mengisi lini depan I Rossoneri. Menariknya, Ibrahimovic diprediksi akan tampil di laga yang digelar Senin dini hari esok (10/2).
Perubahan tidak hanya terjadi pada AC Milan. Inter juga mengalami perubahan, khususnya di skuad pemainnya. Sejak bursa transfer Januari dibuka, mereka berhasil mendatangkan banyak pemain yang kesemuanya dapat dikatakan sebagai eks Premier League (Liga Inggris); Ashley Young (Man. United), Victor Moses (Chelsea/Fenerbahce), dan Christian Eriksen (Tottenham Hotspur).
Lalu, apakah AC Milan tidak memiliki peluang untuk membalas kekalahan di pertemuan sebelumnya?
Tentu saja mereka masih memiliki peluang itu.
Terlepas dari posisi mereka yang masih di papan tengah klasemen sementara, AC Milan tetap harus menganggap derbi ini adalah tentang harga diri, bukan sekadar adu kualitas kolektif. Selama jumlah pemain mereka masih 11 pemain di atas lapang, maka peluang menang masih ada.
Selain itu, alasan kedua tentu dengan adanya Zlatan Ibrahimovic di AC Milan. Meski sudah sangat senior, pulangnya Ibrahimovic di kota Milan dapat membuat atmosfer derbi lebih menarik. Apalagi jika itu membuat Milan berhasil memupus tren positif Internazionale di laga derbi selama dua musim terakhir.
Jadi, akankah Nerazzurri akan semakin dominan atas AC Milan atau Rossoneri yang mampu revans atas sang rival muda?
Malang, 8 Februari 2020
Deddy Husein S.
Berita terkait:
Ligaolahraga.com, Bola.net, Indosport.com.