Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Balap Artikel Utama

Akhirnya Rossi Turun Takhta dari Kerajaan Yamaha

31 Januari 2020   07:25 Diperbarui: 31 Januari 2020   19:03 1677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Valentino Rossi adalah segalanya untuk Yamaha dan MotoGP. | Sumber gambar: Motorland.eu

Sebenarnya isu turun tahtanya Valentino Rossi di kerajaan Yamaha sudah terurai sejak musim balap MotoGP 2019 berakhir. Pasca Jorge Lorenzo pensiun mendadak, kelanjutan karir Rossi pun dipertanyakan. Apakah dia juga akan segera gantung helm?

Namun kenyataannya, dia masih akan membalap di Yamaha. Setidaknya selama tahun 2020 ini akan berlangsung. Bahkan, bisa saja dia masih akan mencoba membalap sampai musim 2021. Atau ketika salah satu seri MotoGP di musim tersebut akan digelar di Indonesia. Tepatnya di Sirkuit Mandalika, Nusa Tenggara Barat. Diduga, Valentino Rossi berupaya menyapa masyarakat Indonesia sebagai pebalap veteran, bukan legenda.

Hal ini ditengarai dengan fakta bahwa sebagian masyarakat Indonesia menggandrungi kompetisi balap kelas tertinggi di dunia tersebut, dan tidak sedikit dari mereka adalah penggemar The Doctor.

Namun, Rossi juga seperti Lorenzo, Stoner, dan Pedrossa. Dia pada akhirnya juga akan memiliki masa akhir untuk berkompetisi di MotoGP. Itulah yang kemudian menjadi saga di MotoGP sampai musim balap 2020 berlangsung nanti. Akankah Rossi masih akan lama lagi di MotoGP?

Secara perlahan teka-teki itu mulai terkuak. Hal ini dapat dilihat dari line-up pebalap Yamaha Factory yang menunjukkan bahwa di tahun 2021, mereka akan diperkuat oleh Maverick Vinales dan Fabio Quartararo. Terlihat cepat, namun bisa saja itu adalah langkah tepat. Mengapa?

Karena, Yamaha sudah perlu sadar dengan era balap MotoGP saat ini. Mereka harus move on dari masa lalu yangmana sangat bergantung pada kualitas Valentino Rossi. Bahkan, mereka seharusnya sudah sadar dengan hal itu, ketika Yamaha gagal tampil kompetitif sejak Jorge Lorenzo hengkang di akhir musim 2016.

Sejak itu penampilan Yamaha cenderung labil dan puncaknya diketahui pada musim 2019, bahwa mereka hanya menjadi "penonton" dari persaingan dua pabrikan; Repsol Honda dan Ducati Corse dalam memperebutkan gelar juara pebalap, tim, dan kontruksi.

Vinales dan Rossi. | Sumber gambar: Tempo.co
Vinales dan Rossi. | Sumber gambar: Tempo.co
Salah satu penyebab hal ini terjadi adalah perbedaan karakter balap antara Valentino Rossi dengan Vinales. Vinales cenderung suka motor yang memiliki daya tahan luar biasa untuk fight selama balapan. Sedangkan Valentino Rossi lebih menginginkan motor yang cenderung efisien.

Pertama, karena stamina Rossi bisa saja tidak lagi mampu untuk terus konsentrasi bertarung selama 20 putaran secara konstan. Sehingga, dia lebih ingin motor yang bisa memastikan minimal 5 putaran akhir sudah dapat dia ungguli -tercipta gap besar dengan pebalap lain.

Kedua, karena melawan Marc Marquez perlu ketegasan. Bertarung sejak awal lalu "kabur", atau memilih tetap berada dibelakangnya dengan jarak maksimal 1 detik dan mampu mendekat di akhir putaran untuk mencoba overtacking.

Dua hal ini sangat dibutuhkan oleh Valentino Rossi ketika dirinya tidak lagi berada di masa mudanya, dan ini terlihat kontras dengan Maverick Vinales yang terkadang justru mampu merangsek ke depan ketika balapan sudah memasuki 10-5 putaran terakhir.

Artinya cara kerja motor Yamaha tidak jelas, dan membuat dua pebalapnya memiliki hasil yang berbeda. Jika Valentino Rossi selalu berupaya fight di awal balapan lalu kedodoran di akhir. Sedangkan Vinales sebagian besar justru baru panas saat menjelang akhir balapan.

Rossi kian sulit menyamai performa Vinales yang juga tidak pernah sepenuhnya maksimal. | Sumber gambar: Bola.com
Rossi kian sulit menyamai performa Vinales yang juga tidak pernah sepenuhnya maksimal. | Sumber gambar: Bola.com
Ketidakkonsistenan ini jelas membuat mereka tidak mampu bertarung dengan Repsol Honda yang hampir menjamin 100% tetap di baris terdepan. Namun, tetap perlu diingat bahwa hal ini hanya berlaku pada Marc Marquez.

Jika melawan Marc Marquez saja Yamaha masih keteteran dan dilanda kebingungan karena kedua pebalapnya memiliki performa yang berbeda, bagaimana mau menghadapi Repsol Honda yang kini memiliki duo Marquez?

Marc dan Alex Marquez juarai dua kelas berbeda di musim 2019. | Sumber gambar: Akurat.co
Marc dan Alex Marquez juarai dua kelas berbeda di musim 2019. | Sumber gambar: Akurat.co
Bukan soal kehebatan Marc yang akan menular ke Alex, adiknya. Namun, soal rentang masa bertarung Repsol Honda yang dijamin akan lebih panjang daripada tim-tim lain, karena duet Marquez ini dapat dipastikan untuk jangka panjang.

Inilah yang harus diwaspadai Yamaha, bahkan juga Ducati--yang masih terlihat mengandalkan Andrea Dovizioso. Hanya Suzuki yang terlihat sudah mengetahui bahwa MotoGP sudah berada di era baru.

Hal ini diperlihatkan dengan duet pebalapnya yang masih berusia muda, Alex Rins dan Joan Mir. Keduanya diprediksi akan mampu bersaing secara konstan dengan duo Marquez sampai 10 tahun ke depan.

Inilah yang perlu dilakukan oleh Yamaha, dan beruntungnya tanda-tanda itu sudah diperlihatkan dengan pergantian line-up di tahun 2021.

Naiknya Quartararo ke Yamaha Movistar Factory akhirnya menuntaskan harapan yang tak terwujud dari penggemar Yamaha, yang sempat menaruh harapan pada Johann Zarco.

Zarco juga pernah sabet gelar rookie of the year bersama Yamaha satelit. | Sumber gambar: Bola.com
Zarco juga pernah sabet gelar rookie of the year bersama Yamaha satelit. | Sumber gambar: Bola.com
Maklum, si pengoleksi dua gelar juara dunia kelas Moto2 itu awalnya diprediksi akan menjadi pebalap pabrikan Yamaha setelah potensi hebatnya di musim pertama bersama Yamaha.

Namun, kisahnya tak berjalan mulus, karena harapan membela Yamaha tim pabrikan tak kunjung terwujud.

Rossi dan Quartararo. | Sumber gambar: Otomotifnet.gridoto.com
Rossi dan Quartararo. | Sumber gambar: Otomotifnet.gridoto.com
Kini, Quartararo harus lebih beruntung dari sang seniornya. Artinya, Yamaha harus berani berinvestasi dengan Quartararo, bukan lagi dengan Rossi. Karena ini adalah era baru, bukan lagi era Rossi.

Semua pebalap kini juga termotivasi untuk mengalahkan Marc Marquez, bukan Rossi. Bahkan, kini slogan menonton MotoGP sudah tak lagi "ingin menonton Rossi", melainkan "menonton Marquez".

Marquez dan Rossi. | Sumber gambar: Bola.com
Marquez dan Rossi. | Sumber gambar: Bola.com
Karena, memang ini sudah dekadenya para pebalap muda dengan Marc Marquez sebagai penandanya. Inilah yang pernah dilakukan Rossi di kala muda dengan menggusur para seniornya seperti Loris Capirossi, Alex Baros, hingga Max Biaggi.

Melalui duet Vinales dan Quartararo tersebut, Yamaha diharapkan dapat segera membangun dinasti baru dengan menempatkan raja-raja barunya. Seperti yang pernah mereka lakukan bersama Rossi dan Lorenzo.

Tahun 2021 nanti adalah awal dari perjalanan si "Garpu Tala" bersama Vinales dan Quartararo. Semoga mereka dapat "mengotori" dominasi Marc Marquez yang diprediksi masih akan terlihat sampai 10 tahun ke depan. Hm.., mari kita lihat!

Quartararo resmi jadi rekan setim Vinales di Yamaha Factory pada 2021 nanti. | Sumber gambar: Mobilinanews.com
Quartararo resmi jadi rekan setim Vinales di Yamaha Factory pada 2021 nanti. | Sumber gambar: Mobilinanews.com
Malang, 30-31 Januari 2020
Deddy Husein S.

***

Berita terkait:
Vinales Menjadi Tolok Ukur Yamaha (Detik.com)
Rossi Ungkap Alasan Terdepak dari Yamaha (Otomotifnet.gridoto.com)
Buah Simalakama Yamaha Punya Rossi (Kompas.com)
Langkah Cerdas Yamaha (CNNIndonesia.com)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun