Sebenarnya isu turun tahtanya Valentino Rossi di kerajaan Yamaha sudah terurai sejak musim balap MotoGP 2019 berakhir. Pasca Jorge Lorenzo pensiun mendadak, kelanjutan karir Rossi pun dipertanyakan. Apakah dia juga akan segera gantung helm?
Namun kenyataannya, dia masih akan membalap di Yamaha. Setidaknya selama tahun 2020 ini akan berlangsung. Bahkan, bisa saja dia masih akan mencoba membalap sampai musim 2021. Atau ketika salah satu seri MotoGP di musim tersebut akan digelar di Indonesia. Tepatnya di Sirkuit Mandalika, Nusa Tenggara Barat. Diduga, Valentino Rossi berupaya menyapa masyarakat Indonesia sebagai pebalap veteran, bukan legenda.
Hal ini ditengarai dengan fakta bahwa sebagian masyarakat Indonesia menggandrungi kompetisi balap kelas tertinggi di dunia tersebut, dan tidak sedikit dari mereka adalah penggemar The Doctor.
Namun, Rossi juga seperti Lorenzo, Stoner, dan Pedrossa. Dia pada akhirnya juga akan memiliki masa akhir untuk berkompetisi di MotoGP. Itulah yang kemudian menjadi saga di MotoGP sampai musim balap 2020 berlangsung nanti. Akankah Rossi masih akan lama lagi di MotoGP?
Secara perlahan teka-teki itu mulai terkuak. Hal ini dapat dilihat dari line-up pebalap Yamaha Factory yang menunjukkan bahwa di tahun 2021, mereka akan diperkuat oleh Maverick Vinales dan Fabio Quartararo. Terlihat cepat, namun bisa saja itu adalah langkah tepat. Mengapa?
Karena, Yamaha sudah perlu sadar dengan era balap MotoGP saat ini. Mereka harus move on dari masa lalu yangmana sangat bergantung pada kualitas Valentino Rossi. Bahkan, mereka seharusnya sudah sadar dengan hal itu, ketika Yamaha gagal tampil kompetitif sejak Jorge Lorenzo hengkang di akhir musim 2016.
Sejak itu penampilan Yamaha cenderung labil dan puncaknya diketahui pada musim 2019, bahwa mereka hanya menjadi "penonton" dari persaingan dua pabrikan; Repsol Honda dan Ducati Corse dalam memperebutkan gelar juara pebalap, tim, dan kontruksi.
Pertama, karena stamina Rossi bisa saja tidak lagi mampu untuk terus konsentrasi bertarung selama 20 putaran secara konstan. Sehingga, dia lebih ingin motor yang bisa memastikan minimal 5 putaran akhir sudah dapat dia ungguli -tercipta gap besar dengan pebalap lain.
Kedua, karena melawan Marc Marquez perlu ketegasan. Bertarung sejak awal lalu "kabur", atau memilih tetap berada dibelakangnya dengan jarak maksimal 1 detik dan mampu mendekat di akhir putaran untuk mencoba overtacking.
Dua hal ini sangat dibutuhkan oleh Valentino Rossi ketika dirinya tidak lagi berada di masa mudanya, dan ini terlihat kontras dengan Maverick Vinales yang terkadang justru mampu merangsek ke depan ketika balapan sudah memasuki 10-5 putaran terakhir.
Artinya cara kerja motor Yamaha tidak jelas, dan membuat dua pebalapnya memiliki hasil yang berbeda. Jika Valentino Rossi selalu berupaya fight di awal balapan lalu kedodoran di akhir. Sedangkan Vinales sebagian besar justru baru panas saat menjelang akhir balapan.
Jika melawan Marc Marquez saja Yamaha masih keteteran dan dilanda kebingungan karena kedua pebalapnya memiliki performa yang berbeda, bagaimana mau menghadapi Repsol Honda yang kini memiliki duo Marquez?
Inilah yang harus diwaspadai Yamaha, bahkan juga Ducati--yang masih terlihat mengandalkan Andrea Dovizioso. Hanya Suzuki yang terlihat sudah mengetahui bahwa MotoGP sudah berada di era baru.
Hal ini diperlihatkan dengan duet pebalapnya yang masih berusia muda, Alex Rins dan Joan Mir. Keduanya diprediksi akan mampu bersaing secara konstan dengan duo Marquez sampai 10 tahun ke depan.
Inilah yang perlu dilakukan oleh Yamaha, dan beruntungnya tanda-tanda itu sudah diperlihatkan dengan pergantian line-up di tahun 2021.
Naiknya Quartararo ke Yamaha Movistar Factory akhirnya menuntaskan harapan yang tak terwujud dari penggemar Yamaha, yang sempat menaruh harapan pada Johann Zarco.
Namun, kisahnya tak berjalan mulus, karena harapan membela Yamaha tim pabrikan tak kunjung terwujud.
Semua pebalap kini juga termotivasi untuk mengalahkan Marc Marquez, bukan Rossi. Bahkan, kini slogan menonton MotoGP sudah tak lagi "ingin menonton Rossi", melainkan "menonton Marquez".
Melalui duet Vinales dan Quartararo tersebut, Yamaha diharapkan dapat segera membangun dinasti baru dengan menempatkan raja-raja barunya. Seperti yang pernah mereka lakukan bersama Rossi dan Lorenzo.
Tahun 2021 nanti adalah awal dari perjalanan si "Garpu Tala" bersama Vinales dan Quartararo. Semoga mereka dapat "mengotori" dominasi Marc Marquez yang diprediksi masih akan terlihat sampai 10 tahun ke depan. Hm.., mari kita lihat!
Deddy Husein S.
***
Berita terkait:
Vinales Menjadi Tolok Ukur Yamaha (Detik.com)
Rossi Ungkap Alasan Terdepak dari Yamaha (Otomotifnet.gridoto.com)
Buah Simalakama Yamaha Punya Rossi (Kompas.com)
Langkah Cerdas Yamaha (CNNIndonesia.com)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H