Pasti kebanyakan dari kita akan mengatakan itu tindakan buruk, abai, dan lain sebagainya. Kita tidak bisa berpikir lain, misalnya, mungkin orang itu masih memiliki prioritas lain dalam kehidupannya dan disitulah dia masih fokus menyalurkan hasil pendapatannya.
Kita susah mencari itu, apalagi memaklumi kesalahan orang, dan kebiasaan itu kemudian juga membentuk sikap bagi orang-orang yang dianggap salah, termasuk orang-orang yang memiliki utang.
Padahal tidak semua orang yang berutang dapat abai terhadap utang-utangnya. Bisa saja, ada orang-orang yang sangat bertanggungjawab terhadap utangnya dan dirinya juga dengan berani mengakui utang-utangnya karena dia merasa mampu untuk melunasinya -entah kapan.
Jadi, jika ada orang yang masih malu karena dia pernah berutang, kita sekarang sudah tahu apa alasannya. Hehehe.
Selamat beraktivitas dan salam!
Malang, 15-16 Januari 2020
Deddy Husein S.
Kabar terkait:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H