Namun, menjalani tahun penuh pertamanya sebagai Mendikbud, ada kalanya dirinya bergerak dari hal-hal yang bersifat "penyembuhan" bukan "pemberian". Karena, pola ini cukup identik dengan masa kepemimpinan Presiden RI Jokowi yang mengandalkan program "pemberian" berupa pembangunan.
Sedangkan tahun ini, diharapkan -melalui menteri yang terdapat pergantian- dapat melakukan tindakan yang sebenarnya sangat diperlukan oleh masyarakat. Salah satunya adalah "penyembuhan" atau memperbaiki apa yang sudah ada dan sedang rusak.
Di sini, langkah nyata yang akan terjadi adalah pada Nadiem Makarim di bidang pendidikan, yaitu melalui upayanya menyisir keberadaan bangunan-bangunan sekolah yang berpotensi negatif (rusak) dan dapat mengganggu kenyamanan belajar siswanya.
Jika tahun 2021 saja dirinya mampu memberikan terobosan baru terhadap sistem pendidikan di Indonesia, maka di tahun 2020 nanti Nadiem juga harus melakukan penyemaian pondasi yang berupa "check and cure". Yaitu memastikan infrastruktur dapat mewadahi gebrakan sistem baru di era Nadiem Makarim.
Jangan sampai kepala kita sudah berpikir jangka panjang, namun tidak mewaspadai kendala-kendala terselubung yang dapat mengejutkan rencana-rencana besar tersebut. Tentu dengan kebijakan barunya Nadiem, maka harus dimulai pula dengan tindakan nyata dan mendasar dengan cara mengawasi keadaan infrastruktur pendidikan dan fasilitas penunjangnya yang harus bebas dari korupsi.
Semoga bisa ya, Pak Nadiem. Selamat bekerja!
Malang, 25 Desember 2019
Deddy Husein S.
Berita terkait:
Cnnindonesia.com, Tempo.co, Suara.com, Kompas.com, Surabaya.bisnis.com.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H