Butuh waktu yang cukup lama untuk kembali menyaksikan pertandingan sepak bola Indonesia di kasta tertinggi dengan sebuah klub yang bernama Persik Kediri. Klub yang menjadi kebanggaan masyarakat Kediri tersebut sebenarnya pernah menjadi raksasa di persepakbolaan Indonesia. Namun, sejak tahun 2009, klub asal Kota Tahu itu harus "mempersiapkan diri" untuk berlaga di level kedua (Divisi 1).
Sejak itu, Persik tidak kunjung mampu untuk naik kasta, meski sempat berpeluang kembali ke liga teratas -saat itu masih bernama Indonesia Super League. Namun, pihak regulator kompetisi tidak meloloskan Persik. Karena mereka dinyatakan tidak memiliki finansial yang cukup untuk bertempur di level teratas.
Nahasnya, klub yang identik dengan warna ungu itu justru pernah terdegradasi ke level lebih rendah, yaitu Liga 3. Mereka pun akhirnya berlaga di Liga 3 pada 2018. Sungguh situasi yang menyedihkan, mengingat mereka pernah menjadi jawara dua kali di Liga Indonesia pada 2003 (bersama pelatih Jaya Hartono) dan 2006 (Daniel Rukito).
Namun, selayaknya Persik di masa lalu (2002), mereka mulai menjalani misi untuk bangkit. Terbukti di musim 2018 mereka promosi ke Liga 2 sebagai juara, dan di musim 2019 ini tim yang diasuh oleh Budiardjo Thalib berhasil ke Liga 1 2020 dan juga sebagai jawara Liga 2. Luar biasa!
Kehadiran eks pemain Arema FC itu tentu diprediksi dapat memberikan banyak pengalaman tentang bagaimana caranya untuk menang dan bermental tangguh. Sehingga, tidak begitu mengherankan jika Persik akhirnya dapat promosi, selain karena faktor teknis dari keberadaan pelatihnya.
Selain itu, faktor semangat tinggi dari para pemain mudanya juga membuat klub tersebut dapat melahirkan permainan yang bagus. Karena, mereka pasti juga ingin membuktikan diri bahwa kualitas mereka layak untuk membela Persik.
Ditambah lagi, dengan bermain di Liga 2 maka semua klub termasuk Persik memiliki peluang untuk promosi ke Liga 1 -jika mereka dapat bermain maksimal. Potensi inilah yang membuat permainan para pemain Persik dapat termotivasi. Sehingga, misi untuk berjuang sampai titik puncak dapat diusung bersama.
Kini, kita benar-benar akan menyaksikan lagi perjuangan para pemain Persik yang notabene akan dipertahankan sekitar 50%. Artinya, kita masih akan melihat wajah-wajah pejuang dari Liga 2 yang berkaos ungu ala Persik.
Lalu, akankah Si Macan Putih akan kembali menunjukkan taring tajamnya seperti di musim 2003 -yang menjadi jawara sebagai tim promosi? Atau mereka hanya bermisi sebagai kontestan tetap di Liga 1, sampai tiba saatnya yang tepat bagi mereka untuk kembali merasakan atmosfer sebagai jawara di era kompetisi yang baru; Liga 1.
Selamat datang kembali di rimbamu, Macan Putih! Semoga dapat menancapkan kuku tajammu lebih lama.
Malang, 8 Desember 2019
Deddy Husein S.
Berita dan ulasan terkait:
Kompas.com, Tagar.id 1, Tagar.id 2, Tagar.id 3, Panditfootball.com, Tagar.id 4.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H