Namun, ketika itu terjadi lagi pada orang lama, kita akan melihat betapa waktu terasa tidak berguna. Karena, orang tersebut tidak menggunakan banyak waktunya untuk memperbaiki kapasitasnya.
Meskipun kesalahan bisa muncul bersama orang-orang baru. Namun, pembelajaran bagi orang-orang baru tersebut bisa saja berbeda dengan orang-orang lama. Karena, pemikiran orang-orang baru, khususnya saat ini, pasti berbeda dengan orang-orang lama.
Generasi lama tidak memiliki teknologi secanggih saat ini di usia yang sama dengan generasi baru. Sedangkan generasi baru sudah memiliki teknologi canggih di usia yang masih muda. Sehingga, mereka tahu apa yang akan terjadi nanti dan mereka bisa saja menjadi bagian dari itu.
Salah satu perbedaan mendasar antara orang lama dengan orang baru adalah orang baru saat ini cenderung lebih menginginkan kesetaraan. Contohnya, orang zaman sekarang berlomba untuk berbicara. Entah berwujud apa dan melalui media apa.
Situasi ini jelas berbeda dengan orang zaman dulu yang meskipun memiliki keinginan yang sama, namun mereka tidak memiliki media yang cukup untuk mewadahinya. Sehingga, situasi ini melahirkan orang-orang yang "just wait" bukan "let's do it".
Jika tidak percaya, silakan lihat salah satu contohnya di toko buku, semisal Gramedia. Maka di sana dapat kita temui buku-buku yang dihasilkan oleh penulis-penulis muda yang jumlahnya tidak sedikit. Terlepas dari kualitasnya, ini dapat menjadi bukti bahwa ini memang sudah zamannya mereka untuk berbicara.
Apabila kita tetap berpatok pada siapa yang paling berpengalaman saja, akan ada kekawatiran bahwa kehidupan ini tidak akan pernah maju.
Imbasnya, apa yang terjadi nanti akan menjadi pengulangan dari apa yang sudah pernah terjadi. Karena, kita sulit menghindari godaan terhadap kemapanan dan biasanya ini diindikasikan oleh keberadaan pengalaman bukan pengetahuan.
Kepemilikan pengetahuan yang lebih banyak -daripada pengalaman- biasanya diidentikkan pada generasi muda. Itulah yang sebenarnya dibutuhkan oleh masyarakat dan negara saat ini.Â
Melalui pengetahuan yang banyak itulah kita akan berani mencari pembuktian di lapangan dan itu bersama generasi muda, bukan dengan yang tua.