Dari contoh kecil ini, kita bisa melihat Antonic punya keberanian mengambil keputusan dan sangat tahu dengan kapasitas para pemain yang dimilikinya.Â
Poin ini jelas penting untuk dimiliki oleh pelatih timnas, karena di level itu cukup banyak pemain yang berkaliber bintang dan biasanya mereka juga memiliki keberanian untuk mengambil keputusan sendiri -di luar dari instruksi pelatih.
Selain itu, Antonic punya sikap gentle-man khas orang Eropa Timur yang berani menanggung kesalahan tim dan itu sangat perlu untuk diteladani oleh para pemain timnas.
Ini bisa terlihat dari keputusannya hengkang dari Madura United meski klub asal Madura itu tak berada di zona yang berbahaya.Â
Namun, karena dirinya tahu bahwa di masa kepelatihannya klub akan sulit juara (mungkin itu adalah target klub), maka dia memilih untuk mundur.
Memang ini terlihat aneh (fenomena pelatih mundur ketika klub tidak kritis), namun dari situ kita dapat melihat bahwa Dejan Antonic adalah orang yang merasa bahwa sebagai pelatih wajib introspeksi diri dan itu perlu juga dilakukan oleh pemain timnas ketika pasca pertandingan.Â
Termasuk bagi suporter timnas yang juga harus berani berlegawa meski kenyataan seringkali pahit untuk dirasakan.
Satu hal tambahan yang membuat Antonic masuk bursa pelatih timnas adalah dirinya sudah mengenali karakter permainan para pesepak bola di Indonesia.Â
Sehingga, ada kemudahan bagi Antonic untuk menentukan strategi yang ingin dia tawarkan -kepada PSSI- dan sesuai dengan karakter permainan Indonesia yang cepat dan ngeyel -tidak beda jauh dengan gaya permainan negara-negara Eropa Timur (Serbia, Montenegro, Kroasia, dll).
Dari nama-nama itu, kira-kira siapakah yang paling berpeluang melatih timnas? Apakah ada yang lebih tepat selain mereka?Â
Apakah ada peluang juga bagi Robert Rene Albert dan Darije Kalezic melatih timnas Indonesia?