Salah satu alasan yang membuat saya masih berada di belakang Simon adalah waktu 1 bulan menuju laga away ke Stadion Bukit Jalil, Malaysia (19/11) adalah rentang waktu yang tidak banyak. Pembenahan terhadap permainan tim akan semakin tidak mudah jika dilakukan oleh pelatih baru yang harus kembali menata timnas yang saat ini sedang (dinilai) porak-poranda.
Simon harus diberikan kepercayaan untuk memimpin timnas di laga itu, toh itu adalah laga terakhir timnas di kalender 2019. Maka, dari situlah kita baru dapat mencari jawaban dari Simon dan membuat keputusan. Apabila Simon tidak meraih hasil yang maksimal atau setidaknya secara permainan sudah terlihat bagus -walau kalah atau imbang- maka, di situ pihak PSSI dapat membuat keputusan; apakah tetap lanjut atau memutuskan kontrak dengan Simon.
Inilah pertimbangan saya, meski saya tahu bahwa banyak orang lebih menginginkan Simon dipecat. Namun, apakah itu solusi yang tepat untuk saat ini? Bagaimana jika hasil di laga tandang timnas nanti (di Malaysia) harus ditutupi dengan pemakluman bahwa itu adalah hasil maksimal dari pelatih baru -jika kalah? Apakah kita harus terus memaklumi kinerja pelatih baru yang sering mengungkap alasan persiapan mepet yang menjadi kendala?
Hm, bagaimana menurut kalian?
Malang, 18-19 Oktober 2019
Deddy Husein S.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H