Selain jenis vokal yang dimiliki keduanya yang berbeda, keduanya juga dibedakan oleh output musik yang dihasilkan band yang mengiringi keduanya. Untuk Via Vallen, band yang mengiringinya masih ada ala-ala pop, sedangkan untuk Nella Kharisma masih sangat tradisional dan ramai (banyak instrumen yang keluar).
Terlepas dari perbedaan itu, keduanya sama-sama dikenal sebagai penyanyi dangdut koplo dan selalu dihadirkan lagu-lagu populer yang berhasil mereka nyanyikan. Namun, dengan semakin menjamurnya lagu-lagu cover di Youtube, netizen mulai resah dengan royalti (seperti di atas). Uniknya, mereka masih memaklumi jika yang meng-cover lagu bukan penyanyi profesional seperti Via Vallen. Padahal konteks-nya juga sama; cover lagu.
Situasi ini tak hanya terjadi karena seringnya lagu-lagu Didi Kempot di-cover oleh Via Vallen, namun juga ketika lagu "Selow" yang sebenarnya milik Wahyu ternyata lebih digandrungi ketika dinyanyikan oleh Via Vallen. Hal ini juga berlanjut ke lagu yang masih menjadi trending di mulut-mulut masyarakat bahkan juga di mulut-mulut anak-anak kecil di desa. Yaitu, lagu "Setan Apa yang Merasukimu".
Lagu yang dipopulerkan oleh grup musik Ilir 7 itu ternyata di-cover oleh Via Vallen dan lagi-lagi Via Vallen plus band-nya berhasil membuat lagu tersebut semakin enak didengar. Karena, selain mulut kita ikut menyanyi, badan kita juga turut bergoyang. Uniknya, penulis juga menjadi salah satu orang yang sangat menikmati lagu yang di versi Via Vallen berjudul "Salah Apa Aku" itu.
Tidak memungkiri bahwa beberapa lagu yang di-cover oleh Via Vallen terasa lebih pas dinyanyikan Via Vallen dibandingkan pemilik lagunya (tanpa merendahkan Didi Kempot, Ilir 7, dan musisi lainnya). Selain "Salah Apa Aku" dan "Selow", lagu yang terdengar sangat "merasuk" di telinga (penulis) ketika Via Vallen yang menyanyikannya adalah "Banyu Langit".
Bagi penulis, lagu-lagu yang bertemakan nelangsa seperti "Banyu Langit" akan lebih pas ketika dinyanyikan oleh penyanyi perempuan dibandingkan laki-laki. Apalagi jika musiknya memang benar-benar selow.
Namun, tak memungkiri bahwa lagu legendaris seperti "Sewu Kutha" adalah lagu yang memang sudah terlanjur melekat dengan suara Didi Kempot, sehingga jikalau di-cover oleh penyanyi siapapun akan terasa kurang pas.
Dari sini, perihal cover-coveran lagu seperti yang dilakukan oleh Via Vallen sebenarnya tidak perlu diragukan lagi baik soal kualitas dan penghargaan terhadap royalti. Mengapa? Karena dengan popularitasnya, justru Via Vallen pasti dapat "berbagi hasil" dengan si pemilik karya.