Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Sebulan bersama Tiket Online KAI Access

1 Oktober 2019   21:23 Diperbarui: 1 Oktober 2019   21:38 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengenalan KAI Access sekaligus sistem pemesanan tiket online semua jalur. | Sumber: Kai.id

Hari ini (1/10) sudah menandai satu bulan pemberlakuan pemesanan tiket online di transportasi umum, kereta api. Sebenarnya pemesanan tiket secara online untuk kereta api sudah berlaku cukup lama. Namun, saat itu masih hanya diberlakukan untuk kereta api jarak jauh. Sedangkan untuk kereta api jalur lokal, masih menggunakan sistem offline.

Ada yang pro dan ada yang kontra. Namun, penulis lebih memilih pro terhadap perubahan sistem ini. Mengapa?

Karena, dengan berlakunya sistem pemesanan tiket secara online, maka masyarakat akan lebih hemat dalam menggunakan waktunya. Karena, tidak dapat dipungkiri bahwa penggunaan transportasi kereta api masih sangat banyak diminati. Bahkan, transportasi ini masih mampu dijangkau oleh masyarakat dari segala kelas (ekonominya).

Maka, tidak mengherankan jika proses pemesanan tiket kereta api, khususnya untuk jalur lokal masih menghadirkan antrian yang panjang. Antrian yang panjang membuat tak sedikit orang jenuh dan juga merasa telah membuang banyak waktu. Apalagi jika ternyata tiketnya sudah habis. Duh!

Secara pribadi, penulis juga sering menemui situasi yang mana menunjukkan bahwa banyak orang akhirnya meninggalkan antrian, khususnya di stasiun besar. Contohnya di Stasiun Kota Baru Malang. Di beberapa kesempatan, penulis selalu menemukan adanya nomor-nomor antrian yang kosong (tidak di-follow up oleh pemesan) ketika sudah dipanggil oleh mbak announcer.

Hal ini cukup mewakili adanya kurang bagusnya sistem pemesanan tiket KA khususnya jalur lokal yang masih diterapkan secara offline. Namun, beruntungnya situasi ini direspon oleh pihak PT. KAI dengan meluncurkan sistem pemesanan tiket secara online yang berlaku untuk semua jalur (lokal dan jarak jauh).

Peraturan ini resmi dijalankan pada 1 September 2019. Artinya, sudah sebulan masyarakat Indonesia merasakan adanya perubahan sistem terhadap penggunaan media transportasi umum yang paling diminati masyarakat Indonesia tersebut. Lalu, bagaimana tanggapan masyarakat? Apakah mereka menyetujui perubahan ini atau masih ada kekurangan dari perubahan sistem ini?

(Dokpri/screenshot/DeddyHS_15)
(Dokpri/screenshot/DeddyHS_15)
Berhubung penulis belum mencoba melakukan pemesanan tiket KA secara online, -meski sudah meng-install aplikasi KAI Access- maka penulis mencoba melakukan penggalangan pendapat melalui kuisioner sederhana. Dari delapan orang yang sudah mengisinya (sampai pukul 18.00 WIB), terdapat rangkuman tanggapan seperti ini:

(Dokpri/google.docs)
(Dokpri/google.docs)

62,5% sudah mengetahui KAI Access. Namun 37,5% menyatakan belum tahu.

(Dokpri/google.docs)
(Dokpri/google.docs)

75% belum menggunakannya (KAI Access dan pemesanan tiket) dan hanya 25% yang sudah menggunakannya.

Tanggapan bagi yang belum menggunakan aplikasi KAI Access dan melakukan pemesanan tiket secara online. (Dokpri/google.docs)
Tanggapan bagi yang belum menggunakan aplikasi KAI Access dan melakukan pemesanan tiket secara online. (Dokpri/google.docs)
Dari banyaknya yang belum menggunakannya, ada 3 tanggapan. Ada kesan pro dan kontra. Kontranya cenderung menyatakan bahwa akses pada pemesanan tiket secara online itu perlu memperhatikan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat secara keseluruhan.

(Dokpri/google.docs)
(Dokpri/google.docs)

Bagi yang sudah pernah, menyatakan bahwa menggunakan KAI Access untuk memesan tiket sudah wajar (80%). 

Tanggapan mereka yang menyatakan kewajaran sistem tersebut. (Dokpri/google.docs)
Tanggapan mereka yang menyatakan kewajaran sistem tersebut. (Dokpri/google.docs)

Tanggapannya juga kebanyakan mengarah pada tingkat efisiensi dan kepraktisan.

Krisar-harapan 1. (Dokpri/google.docs)
Krisar-harapan 1. (Dokpri/google.docs)

Krisar-harapan 2. (Dokpri/google.docs)
Krisar-harapan 2. (Dokpri/google.docs)

Sedangkan untuk kritik-saran dan harapan, rata-rata menyebutkan promosi perlu dilakukan oleh pihak PT. KAI agar masyarakat pengguna KA ataupun tidak tetap tahu tentang perubahan sistem ini. Karena, masih ada orang-orang yang belum tahu sistematis pemesanan tiket ini, apakah 100% online atau masih ada penyediaan tiket offline.

Dari rangkuman pendapat itu, penulis menarik garis besar yang perlu dilakukan PT. KAI. Yaitu, tentang sosialisasi terhadap aplikasi KAI Access dan sistem pemesanan online yang sudah dibuka untuk semua jalur. Begitu pula dengan pemberitahuan tentang masih adanya fasilitas pembelian tiket secara offline. Karena, setahu penulis, pembelian tiket secara offline masih ada. Hanya, kini pembelian itu khusus untuk pemberangkatan hari H saja alias Go Show.

Jadi, karena keberadaan KAI Access dan sistem pemesanan tiket secara online masih belum banyak dikenal, maka alangkah baiknya bila pihak humas PT. KAI dapat mempromosikannya melalui media massa maupun media-media hiburan seperti TV dan Youtube. Karena, dua media tersebut mampu menyita perhatian masyarakat, apalagi Youtube.

Hanya, yang menjadi persoalan adalah iklan-iklan saat ini (di mana pun medianya) masih sering dihindari untuk ditonton ataupun dibaca. Salah satunya di Youtube yang biasanya masih di-skip oleh penontonnya. Melihat situasi semacam itu, PT. KAI juga perlu secara khusus mempromosikannya dengan ikut andil di acara-acara besar -yang banyak ditonton masyarakat- dan kemudian media penyalur informasi atau sosialisasinya adalah dengan penyampaian secara langsung oleh host acaranya. Artinya, PT. KAI harus berani menjadi sponsor (seperti brand besar) sebuah acara, agar dapat sekaligus memperkenalkan perubahan sistem pada penggunaan transportasi tersebut.

Melalui cara itu, peluang masyarakat untuk semakin banyak tahu tentang PT. KAI semakin besar. Karena, semakin banyak yang tahu, maka semakin banyak pula tanggapan yang masuk terhadap terobosan-terobosan tersebut. Termasuk mencaritahu tentang keberadaan sistem itu apakah semakin memudahkan semua masyarakat atau masih memberikan ganjalan bagi masyarakat, khususnya bagi masyarakat yang masih berada di golongan kelas bawah.

Soal golongan orangtua (parents), mungkin tugas anak-anaknya yang harus memperkenalkan hal ini kepada mereka, alias menjadi kepanjangan tangan (secara ikhlas) dari pihak PT. KAI untuk menyosialisasikannya. Hal ini juga sudah dilakukan oleh penulis, meski penulis tahu bahwa di Kalimantan khususnya di daerah tempat tinggal orangtua penulis tidak ada transportasi kereta api.

Semoga dengan masih sebulannya sistem ini berjalan, pihak PT. KAI tetap mampu memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat, khususnya pengguna setia kereta api. Selamat menikmati perjalanan bersama KAI Access! Semoga selalu selamat sampai tujuan.

Malang, 1 Oktober 2019
Deddy Husein S.

Catatan penting (you must read this)!

Hasil dari survey kecil yang dilakukan penulis masih belum bisa dianggap dapat mewakili situasi sosial di masyarakat Indonesia secara keseluruhan (260 juta jiwa). Namun, setidaknya dapat memberikan gambaran sederhana dari masyarakat Indonesia terhadap perubahan-perubahan sosial di masa kini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun