Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kesehatan Jantung Kita dan Kenaikan Cukai Rokok

29 September 2019   19:01 Diperbarui: 29 September 2019   19:09 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi jantung dan rokok. | Detik.com

Sudah tidak asing lagi membicarakan keterkaitan rokok dengan jantung. Karena, efek dari rokok tidak hanya dirasakan oleh pernafasan kita namun juga jantung kita. 

Memang efek rokok terhadap jantung akan lebih banyak dirasakan oleh perokok aktif (penghisap rokok). Namun, bagi perokok pasif (penghirup asap rokok di udara) pun ada yang mengalami kelainan/kerusakan pada jantung ketika terjadi keturunan dari perokok yang dapat mengganggu pertumbuhan organ (salah satunya jantung) pada janin -biasanya dialami oleh anak dari ibu perokok.

Hanya, kondisi ini tidak seviral orang yang mengalami kanker paru-paru termasuk juga orang penderita asma yang banyak dikaitkan dengan banyaknya asap rokok di udara. 

Meski demikian, kesehatan jantung pada akhirnya menjadi krusial ketika organ ini bermasalah. Karena, ketika kinerja jantung tak maksimal maka kinerja organ lain juga akan kurang maksimal.

Hal ini disebabkan oleh fungsi jantung yang berkaitan erat dengan pasokan darah yang mana dibutuhkan oleh seluruh organ untuk bekerja termasuk otak. Ketika jantung sakit, otak pasti akan mengirimkan sinyal bahaya kepada tubuh dan mengharapkan adanya pembatasan aktivitas. Karena, ketika jantung tidak kuat maka tubuh diharapkan tidak mengeluarkan banyak tenaga.

Selain dapat mempengaruhi kinerja organ tubuh lainnya, kesehatan jantung juga dapat dipengaruhi oleh apa yang terjadi di dalam tubuh. Tidak hanya karena adanya aktivitas merokok yang membuat kinerja jantung menjadi tidak mandiri -keberadaan zat di dalam rokok dapat membuat jantung bekerja dengan dorongan ekstra. Namun, keberadaan faktor lain juga dapat membuat kinerja jantung bermasalah.

Contohnya adalah kesehatan pikiran. Hal ini berkaitan dengan pola sikap individu ketika menjalani kehidupan sehari-hari. Apakah dirinya adalah orang yang banyak memikirkan hal-hal yang tidak beres, ataukah juga dirinya adalah orang yang selalu berada di bawah tekanan mentalitas. Situasi semacam ini sebenarnya juga dapat memicu kinerja jantung yang tak normal.

Perasaan deg-degan yang sering terjadi juga dapat membuat jantung kita semakin tidak sehat. Begitu pula jika kita sering merasa terganggu dengan situasi terkejut, maka jantung kita punya potensi buruk dan ini juga sama berbahayanya jika kita merokok dengan kandungan rokok (nikotin dan tar) yang tinggi. Apalagi, rokok di Indonesia dikabarkan memiliki kadar tar dan nikotin yang tinggi dibandingkan rokok-rokok di luar negeri.

Artinya, sinyal bahaya terhadap kesehatan jantung (sebenarnya) dapat disebabkan dari berbagai hal. Namun, memang tidak bisa dipungkiri bahwa salah satunya adalah rokok. Lalu, apakah rokok (bukan perokoknya) adalah musuh kita?

Baca: Rokok Dibenci Sekaligus Dirindukan

Sudah banyak artikel yang mengulas tentang pro-kontra atau plus-minus (dampaknya) keberadaan rokok terhadap kehidupan kita. Dari situ pula kita dapat melihat bahwa rokok tidak akan segera punah, meski kita berupaya untuk hidup tanpa melihat rokok dan asap rokoknya. Namun, apakah dengan kenaikan cukai rokok, keinginan itu akan terwujud?

Jawabannya adalah tidak. Dewasa ini dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin cepat, maka, setiap orang mulai tak lagi berpengetahuan terbatas. Kita yang awalnya hanya memikirkan kehidupan diri sendiri atau paling jauh adalah kehidupan tetangga, kini sudah dapat ngepoin kehidupan orang lain yang belum tentu saling mengenal.

Keberadaan media sosial adalah salah satu faktor besar dalam membuat banyak orang saat ini dan di masa depan akan lebih sering mengalami sakit hati (hingga stress) karena merasa orang lain hidupnya lebih enak. 

Daya pikir negatif yang berlebihan semacam inilah juga akan memicu kinerja jantung kita semakin tidak nyaman. Inilah yang membuat kita akan bertanya-tanya, apakah dengan minimnya peredaran rokok -harapan dari kenaikan cukai- akan menyehatkan jantung kita (dan keturunan kita)?

Baca lagi: Pengendalian Rokok dalam Kalkulasi Ekonomi Nasional

Jawabannya tentu saja tidak. Karena, seperti yang di atas, bahwa perkembangan (zaman) juga akan membuat kita dan generasi terbaru nanti akan sering sakit-sakitan. 

Salah satunya adalah sakit jantung. Mereka yang sering tertekan oleh tuntutan pekerjaan (juga tugas sekolah/kuliah) dan life style -termasuk berjejaring di media sosial- akan berpotensi juga untuk terkena sakit jantung atau istilah "populernya" gagal jantung. Padahal mereka belum tentu perokok, bukan?

Inilah yang kemudian menjadikan rokok (produsen dan konsumennya) bimbang. Mereka yang belum tentu sepenuhnya salah, tetap mendapatkan tekanan. Bahkan, mereka juga pada akhirnya harus tetap berada di tengah-tengah, di antara rasa bangga karena menjadi pemasok dana negara tertinggi. Namun, juga merasa sedih, karena sering mendapatkan diskriminasi atas nama kesehatan.

Begitu pula jika persoalan rokok dapat dihadapi dengan kenaikan cukai, maka yang menjadi pekerjaan rumah selanjutnya (bagi pemerintah) adalah menghadapi candu yang baru. Karena, kehadiran rokok sama seperti kehadiran game, film, serial drama, anime, hingga buku dan lain-lain. 

Mereka sama-sama menghasilkan candu bagi pecintanya masing-masing. Jadi, akankah kemudian pemerintah memberikan peraturan-peraturan baru untuk menghambat candu-candu lainnya?

Baca lainnya lagi: Dilema Rokok Antara Upaya Pemerintah dan Iklan yang Menggugah

Pemerintah memang harus menjadi pihak yang mampu "menyelamatkan" masyarakatnya. Namun, pemerintah juga manusia yang tidak mungkin mampu melegakan semua keinginan masyarakat. Termasuk perihal rokok. Siapapun kita tidak pernah tahu penyebab kehadiran tembakau dan cengkeh -di Indonesia kedua tanaman ini dapat berkolaborasi dalam bentuk rokok. Apakah mereka hadir untuk merusak kita?

Malang, 29 September 2019
Deddy Husein S.

Pendukung:

Health Detik.com, Klikdokter.com, Bukanrahasia.com, Tribunnews Pekanbaru, dan Kompas.com.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun