Hal ini juga terlihat kala PSS Sleman dikalahkan Arema FC. Mereka memang mampu meladeni permainan Arema dengan tetap keluar menyerang -khususnya di babak pertama. Namun, permainan mereka cenderung kurang kompak, khususnya ketika bola dipegang Brian Ferreira.Â
Pemain ini yang biasanya mampu membangun serangan bersama rekan-rekannya justru sering menghilangkan momentum dalam membagi bola. Inilah yang membuat PSS gagal menjaga kegarangan mereka, khususnya ketika pemain yang sangat diandalkan justru kesulitan untuk membangun team work.
Klub ketiga yang mengalami degradasi permainan yang cukup mencolok adalah Bhayangkara FC. Jawara Liga 1 2017 itu terlihat kelimpungan menjelang paruh pertama berakhir dan sayangnya di awal paruh kedua mereka tidak segera bangkit.Â
Hal ini dapat dilihat dari 5 laga terakhir yang dilalui hanya dengan hasil 6 poin. Memang terlihat tidak begitu buruk, namun sebagai mantan jawara, situasi ini tentu menggelisahkan.
Faktor pergantian pelatih disinyalir membuat tim ini terlihat seperti mencari terus identitas permainannya. Situasi ini semakin diperparah dengan perubahan skuad yang membuat mereka harus beradaptasi lagi.Â
Jika tidak segera diperbaiki, maka tidak menutup kemungkinan bagi mereka untuk tergerus (poinnya) oleh tim-tim dibawahnya. Jarak 5 poin dengan tim teratas di zona degradasi adalah sinyal peringatan bagi tim asuhan Paul Munster.
Klub terakhir yang terlihat semakin tak berdaya adalah Kalteng Putra. Memang, mereka bukan klub papan atas. Namun, awalnya mereka diprediksi akan seperti PSS yang dapat memberikan kejutan, minimal meramaikan persaingan papan tengah.Â
Namun, seiring berjalannya waktu, tim yang bermarkas di Stadion Tuah Pahoe itu semakin kesulitan untuk memberikan perlawanan. Apalagi mereka kehilangan pemain andalan mereka, Diogo Campos yang berlabuh ke Persebaya.
Memang, mereka masih menjalani 19 laga seperti Bali United. Namun, dengan pertemuan di pekan 21 (hari ini, 29/9) yang harus bertandang ke Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar Bali, membuat peluang mereka untuk menjauh dari zona degradasi semakin sulit. Apalagi, mereka yang saat ini berada di posisi 16, hanya mampu meraih 5 poin di 5 laga terakhir.
Ini membuat peluang tim promosi asal Kalimantan itu mulai dekat dengan prediksi negatif. Yaitu, kembali turun kasta ke Liga 2. Situasi ini tidak hanya karena degradasi permainan mereka, melainkan juga karena tim-tim lain berupaya keluar dari zona merah. Contohnya adalah Perseru Badak Lampung, Persija, hingga Persela.