Contoh artikel 3: Dewi Puspa/Kompasiana
Memang, mengambil kesimpulan yang berbeda itu wajar dan itu juga menjadi bagian dari pembagian hak antara penulis dan pembaca. Namun, ketika pembaca mampu menyinkronkan pikirannya dengan ulasan yang dibaca, akan lebih baik. Karena, pembaca tersebut akan mampu mengulasnya kembali atau  menuturkan kembali hasil bacaannya dengan baik kepada orang lain -ada proses tutur tinular yang bagus pasca membaca.
Dari sini, kita dapat melihat bahwa menjadi pembaca itu juga tidak serta-merta menjadi raja yang dapat semaunya -seperti yang sering disebut di dalam dunia literasi. Karena, pembaca yang baik dan tidak akan tersesat adalah pembaca yang selalu runtut dalam proses membacanya dan baru menilai bagus-tidaknya -tulisan yang dia baca- ketika sudah sampai di akhir paragraf.
Jika sudah demikian, maka pembaca itu akan menjadi raja yang bijaksana, yang biasanya baru akan menetapkan apa keputusannya setelah mendengar semua pertimbangan dari para ajudannya dengan tuntas.
Bagaimana? Sudah bersediakah kita membaca artikel (panjang) dengan tuntas?
Malang, 9-9-2019
Deddy Husein S.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H