Dewasa ini semakin kontroversi orang tersebut akan semakin banyak perhatian yang datang. Inilah yang mungkin sedang diambil oleh Livi Zheng, ketika dirinya sedang belum menemukan formulasi yang tepat untuk dapat mengangkat namanya sejajar dengan kalangan creator masa kini, semisalnya Joko Anwar.
Dari kelima kunci itu penulis memang tidak akan menjamin bahwa apa yang dilakukan (penyesatan prestasi) Livi Zheng adalah suatu kesalahan yang patut dihakimi oleh massa.
Hampir semua orang di bidang kreativitas pernah mengalami fase-fase demikian. Bedanya, orang-orang tersebut tidak ter-blow up ataupun juga dapat disebut segera sadar setelah melakukan tindakan-tindakan hiperbolis terhadap prestasinya.
Satu hal yang memang membuat orang-orang yang berkecimpung di dunia kreativitas mengalami gonjang-ganjing adalah pujian. Pujian itu seperti cinta. Karena memiliki unsur madu dan racun. Manis, memabukkan, hingga mematikan.
Oleh karena itu, jangan pernah terlena karena pujian. Tetap merendah meski tidak untuk minder. Biasa saja.
Jika memang bagus, anggukan kepala. Jika kurang bagus, gelengkan kepala. Sebenarnya, semudah itu. Namun, pada kenyataannya kita terkadang tidak bisa (sepenuhnya) mengontrol diri, ketika harus menghadapi pujian yang memang sebenarnya patut diamini.
Tetap semangat Livi Zheng! Segera bangkit untuk menjadi orang yang lebih cerdas dalam menyikapi apresiasi atas kinerja Anda.
Malang, 6 September 2019
Deddy Husein S.
Baca juga:
Tanggapan sutradara Angga Dwimas Sasongko. (Liputan6.com)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H