Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perbedaan Papua dan Catalunya

4 September 2019   10:13 Diperbarui: 4 September 2019   10:54 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Infografik tentang Referendum Catalunya. (Tirto.id)

Hal ini dapat merujuk pada situasi di salah satu daerah di Papua yang menggambarkan keadaan pendidikan yang memilukan karena faktor medannya. Daerah itu sebenarnya memiliki gedung sekolah (SD), namun karena aksesnya (jalan menuju sekolah) tidak memadai, membuat tenaga didik enggan bekerja di tempat tersebut.

Baca ulasannya di sini: Pendidikan di Pedalaman Asmat (Petrus Pit Supardi)

Faktor ini membuat sekolah tersebut semakin tidak terawat dan tidak dijalankan sebagaimana fungsinya. Apabila jalan dan keberadaan pemukiman yang memadai, maka dapat dipastikan para tenaga didik itu akan bersedia kembali mengajar. 

Penilaian ini tentu di luar dari aspek kemanusiaan, karena guru juga manusia biasa yang terkadang memikirkan faktor keselamatan dan kenyamanan sebelum memikirkan bagaimana cara untuk mencerdaskan muridnya.

Dari sini, kita bisa melihat bahwa keberadaan pembangunan, secara pasti akan dimanfaatkan dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat setempat. Situasi ini tentu sama seperti Indonesia di masa penjajahan Belanda. 

Jika Belanda tidak membangun (di buku Pram dinyatakan diperlebar) Jalan Daendels, mungkin pertumbuhan ekonomi dan lainnya di Pulau Jawa akan lebih lambat dari saat ini.

Buku Pramoedya tentang Jalan Raya Pos atau yang dikenal pula dengan Jalan/Jalur Pantura. (Id.carousell.com)
Buku Pramoedya tentang Jalan Raya Pos atau yang dikenal pula dengan Jalan/Jalur Pantura. (Id.carousell.com)

Di masa itu pula asumsi masyarakat Jawa tentu juga akan menyatakan jika mereka tidak akan menggunakan jalan itu. Apalagi jalan itu dibangun dengan pengorbanan nyawa sanak keluarga. Namun, buktinya kita saat ini telah "menjajah" jalan itu dengan berbagai jenis kendaraan dengan berbagai jenis ban yang berbeda dan tentunya dengan kebanggaan.


Inilah yang perlu dilihat oleh masyarakat Indonesia, tidak hanya masyarakat Papua, bahwa pembangunan itu perlu dan sangat perlu lagi jika pembangunan itu dilakukan di Papua. Karena, memang itulah yang diperlukan saat ini sebelum benar-benar terlambat.

Lalu bagaimana soal kesejahteraan? Apakah pasca pembangunan, kesejahteraan akan mengikuti?

Jika pembangunan itu bergantung pada ketersediaan dana dan utang yang dimiliki pemerintah pusat, maka kesejahteraan itu bergantung pada nilai kemanusiaan yang dimiliki oleh pemerintah dan masyarakat. Apakah kita sudah memiliki budi yang kuat atau belum, itulah yang nanti akan menentukan bagaimana kesejahteraan akan terjadi khususnya di Papua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun