Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pindah Ibu Kota adalah Jalan Terbaik

31 Agustus 2019   20:54 Diperbarui: 31 Agustus 2019   21:04 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Walau secara jujur, penulis tetap berpikir bahwa Jakarta adalah wilayah yang sangat menggambarkan kemajuan Indonesia. Namun, sebagai negara yang ingin maju, tentu tidak bisa hanya mengandalkan satu wilayah saja.

Inilah yang kemudian penulis pikirkan ketika ibu kota berpindah dari Jakarta (Jawa) ke Kaltim. Yaitu, adanya pembangunan Indonesia dengan wujud nyata berupa ibu kota baru. Artinya, dengan adanya ibu kota baru, pemerintah punya model dalam mewujudkan misi pembangunan. Namun, dari pemikiran ini kemudian muncul pula sebuah pertanyaan; apakah Indonesia harus benar-benar membangun ibu kota baru untuk membuktikan adanya pembangunan negara?

Pertanyaan ini kemudian disambar dengan pemikiran yang cukup lucu, yaitu, bagaimana jika Indonesia memiliki program berjangka waktu tertentu dengan mengadakan pembangunan dan perpindahan ibu kota baru. Karena, dengan demikian Indonesia punya pekerjaan rumah dan tagihan yang nyata dalam misi pembangunan.

Tapi, ini tentunya hanya pemikiran liar. Sehingga, akan terasa konyol jika benar-benar terjadi seperti itu -misalnya ibu kota berpindah dalam rentang waktu 20 tahun sekali. Namun, jika cara ini adalah jalan ampuh untuk membangun negara yang makmur, mengapa tidak?

Lalu di pemikiran selanjutnya adalah tentang nasib Pulau Jawa. Apakah Jawa akan dapat bertahan sebagai pulau yang dapat disebut sebagai wilayah termaju di Indonesia, atau nasib Pulau Jawa akan mengalami degradasi?

Pemikiran dan pertanyaan ini tidak bisa diabaikan, dikarenakan kemajuan Pulau Jawa tidak bisa lepas dari keberadaan teritori ibu kota Indonesia yang berada di Pulau Jawa. Bahkan, jika boleh sedikit merujuk pada sejarah masa-masa perang dan upaya mempertahankan kemerdekaan, wilayah yang pernah dijadikan sebagai "ibu kota" Indonesia nyatanya mampu mengalami pembangunan yang cukup pesat, yaitu Yogyakarta.

Salah satu penampakan wilayah Yogyakarta. (Blog.reservasi.com)
Salah satu penampakan wilayah Yogyakarta. (Blog.reservasi.com)
Meski Yogyakarta mendapatkan sematan Daerah Istimewa (DI) -mirip dengan Aceh, namun kemajuan Yogyakarta lebih bagus dan ini bisa diduga karena dulu wilayah ini pernah menjadi tumpuan negara Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan. 

Inilah yang membuat penulis berpikir bahwa keberadaan (bekas) teritori ibu kota, mampu mempengaruhi gaya hidup masyarakat dan visi pemerintah daerahnya untuk berani melangkah lebih cepat daripada daerah-daerah lain.

Statistik ibu kota baru. (Pinterpolitik.com)
Statistik ibu kota baru. (Pinterpolitik.com)

Dari sini penulis mulai kembali tenang, karena ketika ibu kota Indonesia berpindah ada kemungkinan Pulau Jawa secara umum dan Jakarta secara khusus, tetap memiliki potensi untuk berkembang dan menghindari nasib degradasi. 

Sedangkan di Pulau Kalimantan, dengan keberadaan teritori ibu kota di sana, maka sudah dapat dipastikan bahwa Pulau Kalimantan akan lebih berkembang lagi dan mungkin inilah yang diinginkan oleh pemerintah pusat dan tentunya sang presiden.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun