Situasi ini didukung pada faktor ketiga, yaitu kemajuan setiap negaranya yang mana sangat memengaruhi bagi pertumbuhan dan perkembangan sepak bola wanita. Hal ini yang tidak berlaku bagi sepak bola pria.Â
Di sepak bola pria, kemajuan negara tidak begitu penting bagi sepak bolanya. Bahkan negara yang tidak tergolong maju seperti Argentina dan Brazil, sudah mampu berbicara banyak (di sepak bola) sejak tahun 1960/1970-an. Padahal di era yang sama, mereka belumlah menjadi negara maju (bahkan sampai saat ini).
Inilah yang membuat persaingan sepak bola pria semakin ke sini semakin tidak bergantung pada keadaan negaranya. Melainkan berdasarkan perkembangan sepak bolanya melalui komunikasi positif antara federasi dengan konfederasi (kalau Indonesia ke AFC) dan FIFA.
Hal ini yang belum dirasakan di level sepak bola wanita. Karena di level wanita, sepak bola baru digarap secara serius di era 90-an (sedangkan level pria sudah sejak era 40-an).Â
Inilah yang membuat pertumbuhan dan perkembangannya masih sangat bergantung pada kemajuan negara, termasuk sejarah sepak bolanya di masing-masing negara tersebut.
Namun, karena turnamen Piala Dunia Wanita (PDW) baru dimulai pada tahun 1991. Maka, (seharusnya) tidak begitu sulit bagi timnas Indonesia untuk berharap dapat meraih tiket ke sana -seperti Thailand kemarin- meski Indonesia belum menjadi negara maju.
Faktor keempat adalah keseriusan dalam membangun dan mengembangkan timnas sepak bolanya. Indonesia tergolong unik, karena mereka dapat memiliki timnas wanita (bahkan di kelompok umur pun ada) namun tidak memiliki turnamen ataupun kompetisi resmi yang diadakan oleh federasi (PSSI).Â
Inilah yang membuat timnas Indonesia masih merasa bersyukur dapat tampil di level Asia meski tidak dengan modal yang "benar".
Namun, jika ingin menaikkan cita-cita -ke Piala Dunia Wanita- PSSI harus menggarap timnas Indonesia secara serius dan kontinyu. Hal ini sebenarnya sudah cukup terbukti dengan masih tetap dipilihnya Rully Nere sebagai pelatih timnas wanita Indonesia selama beberapa tahun terakhir. Artinya, di badan timnas masih ada orang yang sama untuk melatih timnas wanita Indonesia -situasi ini tidak terjadi di level pria.
Apa yang dilakukan PSSI di level timnas wanita ini memang sudah cukup benar. Namun, belum menjadi pekerjaan yang benar ketika timnas wanita kita tidak memiliki sumber yang tepat.Â
Maksudnya di sini adalah timnas Indonesia wanita seharusnya dipasok dengan pemain-pemain yang memang sudah memiliki jam terbang tinggi dalam bermain sepak bola.