Musibah kartu merah itupun juga pada akhirnya tidak mampu direaksi oleh Julio karena dia juga tidak memiliki opsi lain selain memainkan Ramdani dan Bambang Pamungkas. Hanya dua pemain itulah yang dapat menggaransi kemampuan menyerang Persija. Namun yang menjadi pertanyaan adalah mengapa tidak Ramdani saja yang dimainkan sedari awal -bukan Riko?
Hal ini yang tidak berani dilakukan oleh Persija dalam beberapa pertandingan terakhir, termasuk di final ini. Julio Banuelos seperti sudah dimanjakan oleh kepastian terhadap performa gemilang dari Riko secara akumulatif namun tidak dengan kondisi terkini dari si pemain. Kita tidak melihat Julio Banuelos mencoba strategi tanpa ada Riko di babak pertama.
Berbeda dengan PSM yang mampu mencoba bermain tanpa ada Zulham Zamrun ataupun Eero Markkanen. Bahkan PSM juga tanpa ada gelandang destroyer-nya, Marc Klok. Inilah yang membuat Persija tidak mampu menandingi PSM. Karena PSM lebih kaya taktik dan juga ada beberapa pemain yang memang mampu dimainkan di kondisi-kondisi tertentu dan itu sudah dilakukan Darije Kalezic secara akumulatif.
Memang M. Arfan mendapat pujian di pertandingan ini karena mampu tampil bagus dan tenang di lini tengah PSM. Namun apa yang ditunjukkan M. Arfan adalah hasil dari kepercayaan Darije Kalezic sejak awal musim. Si pemain sudah beberapa kali mengisi starting line-up dan ini membuat Darije tahu apa yang akan dibutuhkan tim ketika tanpa ada Marc Klok dan adanya adalah M. Arfan.
Melihat empat faktor tersebut, kita bisa menerima secara bahagia bahwa pemenang Piala Indonesia 2018 bukan hanya berdasarkan mentalitas (jika merujuk pada banyaknya pemain veteran di Persija) namun juga berdasarkan kejeniusan taktik dari si pelatih. Di sini kita bisa melihat dan mengakui bahwa kelas Darije Kalezic sedikit berbeda dibandingkan Julio Banuelos. Inilah yang membuat PSM lebih layak menjadi kampiun.
Harapannya Persija segera bangkit pasca laga ini. Hasil runner-up bukanlah hal yang buruk, karena mereka berhasil bertahan di kompetisi ini dengan kondisi tim yang sudah sedikit berbeda dibandingkan musim lalu. Apalagi mereka sudah tidak memiliki pelatih sarat pengalaman seperti Ivan Kolev, alih-alih pelatih yang musim lalu mengantarkan mereka juara Liga 1 dan Piala Presiden (2018); Stefano "Teco" Cugurra.
Selamat PSM! EWAKO!
Semangat Persija! Lekas bangkit!
Tulungagung, 6 Agustus 2019
Deddy Husein S.
Artikel terkait: