Mungkin timnas Indonesia haus dalam menantikan "The Next Kurniawan", "The Next Christian Gonzales", "The Next Bambang Pamungkas", hingga "The Next Boaz Solossa". Memang, sudah banyak pemain Papua yang telah menunjukkan kualitasnya. Namun, belum ada pemain yang memiliki talenta dan ketenangan seperti Boaz. Belum lagi soal kehausannya dalam mencetak gol. Sulit! Bahkan Boaz sampai saat ini masih menjadi pemain yang sangat diharapkan ketajamannya (oleh Persipura), alih-alih bergantung pada pemain muda lainnya seperti Marinus Wanewar yang notabene merupakan striker murni.
Jika berbicara soal siapa penyerang terbaik Indonesia saat ini, memang masih sulit. Karena, hampir tidak semua penyerang Indonesia menunjukkan konsistensi dalam menjebol gawang lawan yang notabene adalah tugas utamanya. Namun, jika berpikir tentang posisi lain, maka timnas Indonesia masih patut berbangga. Karena di posisi itu, Indonesia memiliki cukup banyak pemain berkualitas dan tentunya konsisten berada di performa tertingginya.
Posisi itu adalah penjaga gawang. Satu posisi yang hampir tidak begitu dikawatirkan oleh publik Indonesia setiap timnas Garuda hendak melakoni turnamen ataupun laga ujicoba. Meski tidak jarang timnas dibobol banyak gol, apalagi jika bertemu dengan timnas yang kuat seperti Uruguay dan Jordania, namun di posisi ini timnas masih memiliki banyak stok pemain.
Jika merujuk pada kiper senior, kita tidak bisa mengesampingkan nama I Made Wirawan (Persib), Andritany Ardhiyasa (Persija), Wahyu Tri Nugroho (Bhayangkara FC), Jandia Eka Putra (PSIS), Sahar Ginanjar (Persija), Rivky Mokodompit (PSM), hingga Wawan Hendrawan (Bali United). Nama terakhir bahkan difavoritkan masuk ke daftar panggilan timnas 2019. Karena, penampilannya di bawah mistar klub asal Pulau Bali itu masih sangat bagus, meski sudah gaek.
Mencuatnya nama si pemilik julukan "Spider-Wan" ini juga tak lepas dari cederanya kiper utama timnas, Andritany Ardhiyasa. Bahkan, di klubnya, perannya sedang digantikan oleh kiper berpengalaman lainnya, Sahar Ginanjar. Keberadaan Sahar yang sudah berpengalaman memperkuat dua klub raksasa Indonesia, Persib dan PSM itu membuat Persija tidak begitu kawatir dengan posisi di lini terakhir. Namun, bagi timnas, absennya Andritany -meski mungkin dapat kembali di bulan September- akan menyisakan satu slot lowong.
Sebagai sebuah tim nasional, tentu Indonesia tidak bisa membiarkan posisi penjaga gawang tidak ditempati oleh kiper terbaik. Sehingga, nama Wawan patut dikedepankan. Memang, di posisi itu, timnas selalu menyediakan tempat untuk Muhammad Ridho (Madura United) dan Awan Setho (Bhayangkara FC). Namun, mengingat setiap skuad timnas harus memiliki tiga penjaga gawang, maka, Spider-Wan layak berada di sana.
Bersama dengan pengalamannya di level klub yang sudah tinggi -bahkan lebih tinggi dibandingkan dua penjaga gawang di atas- tentu Wawan perlu diberi kesempatan. Termasuk mengawal gawang timnas sejak menit pertama. Merujuk pada jadwal resmi timnas Indonesia, maka, ada kemungkinan di bulan September nanti, Wawan dapat memperkuat timnas saat menjamu timnas Malaysia di kualifikasi Piala Dunia 2022.
Memang, masih cukup lama dan ada waktu recovery bagi Andritany untuk dapat come back ke timnas. Namun, dengan keraguan atas staminanya yang belum tentu kembali seperti semula dengan cepat, maka tidak menutup kemungkinan jika Andritany (untuk sementara) tidak dipanggil. Apalagi jika stok penjaga gawang yang layak bermain di timnas juga tidak sedikit. Mengapa tidak?
Bahkan tidak hanya Wawan yang layak menghuni posisi penjaga gawang timnas ketika Andritany absen. Ada Nadeo Argawinata (Borneo FC), Abdul Rohim (Persebaya), hingga ada pemain yang diisukan akan dinaturalisasi, yaitu Yoo Jae Hoon. Jika timnas ingin lebih cepat mendapatkan kualitas, tentu "Papa" Yoo dapat menjadi pilihan menarik sebagai penjaga gawang timnas Indonesia. Apalagi eks Persipura ini pernah menjadi kiper yang sangat sulit dijebol karena positioning dan refleknya di atas rata-rata kiper saat itu.
Namun, jika kembali pada beberapa faktor utama untuk menjadi penjaga gawang timnas, maka Wawan Hendrawan lagi-lagi lebih difavoritkan dibandingkan nama-nama di atas. Mengapa?
Secara jam terbang, Wawan sudah sangat teruji. Bersama Bali United Wawan sudah dapat merasakan atmosfer persaingan gelar juara liga dan turnamen dalam beberapa musim terakhir. Bahkan, Wawan juga pernah merasakan atmosfer persaingan di Piala AFC 2018 (kala Bali United finish sebagai runner-up Liga 1 2017).
Berdasarkan pengalaman di level klub yang tinggi itu, maka, Wawan juga memiliki karakter tegas untuk memimpin pertahanan tim. Terbukti di klub Bali United, dia adalah salah satu kapten tim di antara Fadhil Sausu, Stefano Lilipaly, dan Taufik. Artinya, Wawan punya modal yang dibutuhkan timnas; mengoordinasi pertahanan yang ideal dan disegani oleh rekan setim.
Faktor ketiga nan krusial adalah Wawan hampir selalu fit di setiap pertandingan selama dua tahun terakhir ini. Situasi ini sedikit langka bagi kiper Indonesia akhir-akhir ini. Banyak penjaga gawang utama di klubnya masing-masing yang memiliki riwayat cedera dan sakit di kala mereka sedang tampil bagus. Seperti Dian Agus Prasetyo, Abdul Rohim, Satria Tama, Rivky Mokodompit, hingga Andritany Ardhiyasa. Bahkan penjaga gawang utama timnas Indonesia 2016, Kurnia Meiga, sampai saat ini tidak dapat bermain karena tidak kunjung prima.
Kondisi ini tentu perlu diperhitungkan bagi timnas Indonesia, khususnya oleh sang pelatih timnas, Simon McMenemy. McMenemy harus dapat memilih penjaga gawang yang selalu berada di kondisi siap tempur. Apalagi ini masih dalam tahap kualifikasi dan laga pertama. Maka, eksperimen dan membuka kesempatan kepada para pemain Indonesia (untuk memperkuat timnas) masih dapat dilakukan oleh timnas.
Jika memang tidak ingin terlalu berisiko, maka, PSSI dapat memberikan satu laga ujicoba dan di situ Wawan Hendrawan dapat memperkuat timnas (tentunya bermain sejak menit pertama). Di sini, kita akan melihat, apakah dia mampu tampil sebagus saat di Bali United atau tidak. Atau, setidaknya dia memiliki prospek bagus untuk menghadapi timnas Malaysia pasca laga ujicoba tersebut.
Soal siapa yang menjadi lawan, timnas dapat memilih lawan yang memiliki garansi penyerangan yang bagus. Bisa saja mengundang timnas runner-up Piala Afrika 2019, Senegal. Atau timnas Peru yang juga menjadi runner-up di Copa America 2019. Dua tim itu memang bukan jawara, namun jika menilik pada performa mereka dalam turnamen tersebut, Senegal dan Peru adalah tim yang sangat menjanjikan dalam hal penyerangan.
Ditambah lagi, pilihan ini juga mempertimbangkan pada jadwal. Kedua timnas itu sama-sama sudah menunaikan tugas mereka di turnamen konfederasinya masing-masing. Apalagi kedua timnas tersebut juga tidak memiliki jadwal padat seperti timnas-timnas di Asia -di bulan September.
Namun, jika terlalu berat (dalam segi akomodasi) mungkin timnas dapat beruji-coba dengan timnas Selandia Baru. Jarak dan kepadatan jadwal yang tidak terlalu rumit, maka, bisa menjadi opsi yang menarik, karena tidak akan melunturkan kualitas pertandingan juga.
Meski Selandia Baru sebagai "one big team" di Oceania, tim tersebut diprediksi dapat menguji level pertahanan timnas Indonesia. Apalagi mereka adalah langganan Piala Dunia. Maka, tidak perlu disangsikan mengenai kualitas permainan mereka.
Namun, ini hanya menjadi rangkaian pemikiran yang entah dapat direalisasikan oleh yang berkewenangan terhadap timnas ataupun tidak sama sekali. Walau begitu, timnas Indonesia secara hitung-hitungan tak kasat mata tetap patut memberikan kesempatan pada Wawan Hendrawan untuk mengawal gawang timnas, dengan dan tanpa adanya ujicoba. Jika ada, akan menjadi bagus (bagi Wawan dan timnas). Jika tidak, juga tidak masalah. Asal timnas tetap berani menatap ke depan dengan pilihan-pilihan yang berani.
Good luck, Spider-Wan!
Tulungagung, 21 Juli 2019
Deddy Husein S.
Berita terkait: Bolasport.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H